Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Demi Menyekolahkan Anak-Anaknya Ibu Ini Selama 16 Tahun Rela Jadi Pengupas Kelapa

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 26 Desember 2017 - 17:30 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Maimunah, nama ibu ini, rela menjadi pengupas kelapa sejak 16 tahun silam, demi menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Ia rela berbuat apapun demi anaknya. Tidak terkecuali melakukan pekerjaan sekeras apapun. Ibu 35 tahun warga Desa Rege Lestari, Teluk Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim) itu bekerja sebagai pengupas kelapa, sebuah pekerjaan yang terbilang kasar yang seharusnya dilakukan oleh kaum laki-laki. 

Pekerjaan itu ia lakoni sejak ia melahirkan anak pertamanya. Pekerjaan keras ini dilakoninya agar anaknya bisa mendapatkan nafkah yang cukup dan pendidikan yang lebih tinggi.

"Kalau bekerja sebagai pengupas sabut kelapa sudah sejak berumur 19 tahun. Itu saya lakukan untuk membantu suami menafkahi anak-anak kami," ujar Maimunah, sambil meneruskan pekerjaannya saat dibincangi borneonews, Selasa (26/12/2017).

Pekerjaan yang dilakukan perempuan tiga anak ini tidaklah mudah. Salah sedikit risikonya tangan bisa cidera terkena alat pengupas sabut kelapa. Karena alat yang digunakan yang terbuat dari bahan besi baja menyerupai tombak itu cukup tajam.

"Kalau risiko pasti adalah, bahkan besar. Namun kami tetap hati-hati, dan tentunya juga menjaga keselamatan," kata Maimunah.

Dalam bekerja sebagai pengupas kelapa, Maimunah tidak sendiri. Ada sejumlah perempuan lain yang melakukan hal yang sama dengan alasan yang sama pula.

Berkat kerja kerasnya itu kini ia bisa membantu sang suami menyekolahkan anak-anak mereka.

Kini, anak sulung Maimunah sudah bekerja, sedangkan anak keduanya duduk di bangku SMA, dan anak terakhirnya masih sekolah di SMP.

Dengan alasan untuk menyekolahkan anak-anaknya itulah dan membantu memenuhi kebutuhan hidup membuat ia rela mengambil pekerjaan laki-laki. Karena kalau hanya mengharap uang hasil pekerjaan suaminya, dirasa tidak cukup. Karena suami juga bekerja sebagai petani kelapa.

Hal itu dilakukannya dengan harapan agar anak mereka bisa sukses dan bekerja yang lebih nyaman di kemudian hari. Sehingga tidak seperti mereka yang hidup dengan ekonomi pas-pasan. (MUHAMMAD HAMIM/B-5)

Berita Terbaru