Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sabu Raijua Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bakrie Sumatera Plantations Fokus Revitalisasi Perkebunan

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 02 Januari 2018 - 15:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) semakin fokus pada program revitalisasi perkebunan dan fasilitas produksi untuk menjaga produktivitas kebun inti sawit dan karet.

Hal ini dilakukan di tengah fluktuasi harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) dunia pada sembilan bulan pertama 2017 dan diskon harga jual CPO domestik akibat kebijakan pemerintah tentang CPO Fund yang mewajibkan US$50 per ton CPO untuk subsidi program biodiesel nasional.

"Harga komoditas sawit utama, yaitu CPO, berfluktuasi dari level bulanan US$800 per ton CIF Rotterdam di Januari hingga ke level US$650 pada Juli dan ke level US$720 pada September 2017. Fluktuasi harga ini sudah pasti mempengaruhi pendapatan perusahaan," kata Direktur & Investor Relations UNSP, Andi W. Setianto, di Jakarta akhir pekan lalu.

Meskipun demikian, menurut Andi, pihaknya tetap fokus pada produktivitas. Untuk itu, UNSP akan selalu mengikuti protokol Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang menjunjung tinggi prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan, di antaranya kebijakan zero-burning atau tanpa membakar dalam melakukan kegiatan perkebunan.

"Perseroan juga telah melakukan inovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luasan lahan kebun yang sama. Saat ini dengan luas pertanaman sawit nasional kurang lebih 10 juta hektare, total produksi hanya sekitar 30 juta ton CPO per tahun. Dengan bibit unggul maka potensi produktivitas bisa meningkat menjadi 80 juta ton CPO per tahun setelah program replanting," papar dia.

Produktivitas bibit unggul perseroan bisa menghasilkan 35 ton buah sawit per hektare dan ekstraksi CPO-nya 23% atau sekitar delapan ton CPO per hektare per tahun, sesuai hasil lapangan bibit unggul perseroan yang sudah disertifikasi.

Dengan bibit unggul, luas lahan kebun tidak perlu bertambah menghasilkan produksi CPO berlipat ganda meningkatkan lagi produksi biodiesel untuk ketahanan energi nasional.

"Perseroan melihat bibit unggul dan pendampingan petani pemilik lahan pertanaman sawit nasional kurang lebih empat juta hektare adalah kunci produktivitas berkelanjutan sawit sebagai komoditas strategis nasional," ujar Andi. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru