Aplikasi Pilkada Berbasis Web & Mobile Apps

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dugaan Permainan BBM di SPBU, Dibongkar Habis-Habisan Oleh Mantan Karyawan

  • Oleh Naco
  • 08 Januari 2018 - 11:26 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Dugaan permainan penyelewengan bahan bakar minyak (BBM) hingga pembayaran gaji karyawan tidak sesuai UMK di SPBU Jalan Jenderal Sudirman Km 11 Sampit dibongkar habis-habisan oleh mantan karyawan SPBU saat rapat dengar pendapat (hearing) di DPRD Kotim, terkait persoalan BBM dan elpiji di Kotim, Senin (8/1/2018).

Darmawi, mantan satpam SPBU Km 11 Jalan Jenderal Sudirman Sampit mengatakan, ia diberhentikan dari SPBU itu setelah tidak mau dimutasi. Dalam rapat itu ia membongkar permainan yang pernah dilakukan selama ini di SPBU tersebut.

Mulai dari penyelewengan BBM, yang dalam sehari SPBU itu menerima 10.000 liter BBM jenis premium dari Pertamina. Namun ia menyebut SPBU hanya hanya menyalurkan ke konsumen umum 7.000 liter saja, sisanya distok kemudian dijual ke pelangsir.

"Dispenser itu ditutup kalau habis 7.000 liter, tapi setelah itu datang pelangsir saat ditutup itulah sambil diisi," kata Darmawi.

Satu jeriken, menurut Darmawi, pihak SPBU memungut kembali sebesar Rp30 ribu. Saat itu semua terjadi manajer SPBU dijabat oleh FK, yang sejauh ini menurut Darmawi yang bersangkutan telah mengundurkan diri.

"Kalau sedang mengisi 7.000 liter itu CCTV hidup saja, tapi kalau ngisi 3.000 liter untuk pelangsir CCTV dimatikan, ini buktinya," ucap Darmawi.

Darmawi menunjukkan bukti pelanggaran yang dilakukan di SPBU tersebut tidak hanya itu. Ia juga membuka bukti lain klipingan pemberitaan terkait SPBU tersebut pernah berurusan hukum lantaran melayani pelangsir dan melakukan pungli setelah pelangsir di SPBU itu ditangkap anggota Polres Kotim dan Polres Seruyan.

Sementara selama menjadi karyawan di SPBU tersebut, Darmawi mengaku tidak pernah menerima gaji sesuai UMK sebesar Rp2,3 juta, namun ia menerima gaji hanya sekitar Rp1,6 juta per bulan.

Selama SPBU melakukan kecurangan dari awal Darmawi mengaku tidak sepakat. "Dari awal saya tidak sepakat, buat apa makan uang seperti itu," ucapnya. (NACO/B-5)

Berita Terbaru