Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Bima Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Menatap Prospek Ekspansi Pabrik Sampoerna Agro

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 11 Januari 2018 - 07:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menargetkan pengembangan pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 30 ton/jam rampung pada Juni 2018.

Saat ini, perseroan memiliki tujuh PKS dengan kapasitas produksi sebesar 485 ton/jam. Seluruh pabrik tersebut memproses sekitar 2 juta ton tandan buah segar TBS per tahun.

Sejak tahun lalu, perusahaan sedang dalam proses mengembangkan satu PKS baru di Kalimantan Timur dengan kapasitas 30 ton/jam. Diperkirakan PKS yang menelan biaya investasi Rp100 miliar hingga Rp120 miliar itu akan beroperasi pada Juni 2018.

Sebelumnya, diperkirakan PKS baru rampung semester II/2018, sekitar bulan Agustus. Tapi tampaknya lebih cepat menjadi Juni 2018 dan produksi akan bertambah menjadi 515 ton/jam.

Keberadaan PKS baru akan mendukung proyeksi pertumbuhan penjualan produksi CPO SGRO pada 2018 sekitar 10% year on year (yoy). Sentimen lain yang memengaruhi peningkatan kinerja ialah kondisi cuaca yang kondusif dan stabilnya harga CPO.

Tahun ini, harga CPO diperkirakan terkoreksi 5% hingga 10% yoy dari rerata 2017 senilai 2.800 ringgit per ton menuju kisaran 2.550 ringgit sampai dengan 2.660 ringgit per ton. Namun, pendapatan perusahaan masih bisa meningkat 10% yoy karena proyeksi produksi yang lebih baik.

Isu El Nino dan La Nina sudah tidak ada, dengan cuaca yang lebih bersahabat diperkirakan produksi dan penjualan bisa meningkat sekitar 10%.

Adapun pada 2017, proyeksi produksi setahun penuh diperkirakan meningkat 5% hingga 10% yoy menjadi 863.877 ton sampai dengan 905.480 ton dari realisasi 2016 sejumlah 822.740 ton. Estimasi ini menurun dibandingkan proyeksi pada paruh pertama Tahun Ayam Api saat perseroan menargetkan peningkatan produksi 10% sampai 15%.

Menurunnya estimasi produksi 2017 disebabkan masih adanya hambatan cuaca kering dan basah yang tidak menentu. Kendati demikian, nilai penjualan diperkirakan meningkat di atas 10% yoy karena menanjaknya harga CPO.

Analis Riset Paramitra Alfa Sekuritas, Kevin Juido, mengatakan sampai dengan akhir tahun nanti saham komoditas ini masih menarik. Sektor ini, diprediksi akan menyusul sektor finansial dan pertambangan.

"Harga saham agrikultur masih ada di bawah, saya pikir masih ada potensi untuk akumulasi ambil saham agri, karena dipengaruhi jumlah produksi dan kenaikan harga," katanya dalam risetnya pekan ini.

Kevin merekomendasikan buy untuk SGRO. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru