Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Gubernur ke-5 dan ke-10 Kalteng Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 14 Januari 2018 - 15:32 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya – Gubernur ke-5 Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Gatot Achmad Safari Amrih atau lebih dikenal Gatot Amrih, bertemu dengan Gubernur ke-10 Kalteng Sugianto Sabran di Istana Isen Mulang Palangka Raya, Minggu (14/1/2018).

Gatot Amrih menjabat pada kurun waktu 23 Oktober 1984 hingga 21 Januari 1989, sebagai gubernur ke-5 Kalteng ( dengan catatan penjabat gubernur tidak dihitung).

Lalu apa yang dibahas ketika tiba-tiba mereka bertemu Kedua pemimpin yang sama-sama muda ‘pada zamannya’ ini bercengkerama santai, penuh keakraban dan banyak bercerita tentang Palangka Raya saat serba minim fasilitas kala itu.

Kenapa sama-muda Karena ternyata Mantan Gubernur Gatot Amrih ini menjabat gubernur saat usia baru menginjak 43 tahun. Sebelumnya malah ia pernah menjabat sebagai Bupati.

Terkait pembahasan kedua tokoh ini, banyak mengupas tentang sejarah dibalik pembangunan Kalteng. Lebih khususnya lagi Istana Isen Mulang dan Bundaran Besar Palangka Raya. Ini setelah Gubernur Sugianto menanyakan cerita masa lalu rumah jabatan yang dihuni sekarang ini.

“Yang membuka atau peletakan pertama Bundaran Besar itu zaman Gubernur R Sylvanus (gubernur ke-3). Tetapi yang membuka Kota ini dari sebelumnya hutan, itu semuanya ya pak Tjilik Riwut (Gubernur definitif pertama),” terang Gatot yang mantan Jaksa ini.

Gatot Amrih pun bercerita kondisi secara ekonomi dan sosial budaya saat itu, bagaimana kehidupan masyarakat dayak saat itu, bagaimana meng-akulturasi budaya Jawa sebagai centrum kekuasaan (Jakarta), dan seterusnya.

“Bagaimana saat itu, orang dayak itu 1 sepeda saja tidak punya. Banyak orang luar sini terutama Jawa sudah punya sepeda dan motor. Pemerintah Provinsi juga tidak banyak punya kendaraan, akhirnya minta pusat agar diberi mobil, dan seterusnya. Kita banyak minta dan juga banyak, sering, dan selalu dikasih,” cerita Gatot mengenang masa lalu di Kalteng. (ROZIQIN/B-8)

Berita Terbaru