Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Hulu Sungai Tengah Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Indonesia Ungguli Malaysia dalam Pemanfaatan CPO Untuk Biodiesel

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 15 Januari 2018 - 10:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pemanfaatan minyak sawit untuk biodiesel di Indonesia jauh lebih baik daripada Malaysia.

"Saat ini, Malaysia baru sampai pada titik eksplorasi kebijakan biodiesel 10% (B10) dan masih belum mencapai teknologi pembuatan B20. Padahal, Indonesia sudah bersiap menuju B20," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Agribisnis, Pangan, dan Kehutanan, Franky Widjaja, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Pembentukan Dewan Negara-Negara Produsen Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOCC) bertujuan untuk menghadapi isu kelapa sawit dari luar negara produsen. CPOPC mendorong mandatori B20 kepada negara anggota.

"Peningkatan produksi B20 harus dikejar untuk menyeimbangkan permintaan konsumen. Namun Malaysia masih belum mencapai teknologi pembuatan B20, industri dan kesiapan otomotifnya harus disinkronisasikan, Indonesia dianggap masih lebih baik," papar Franky.

Sedangkan kebijakan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Malaysia Sustainable Palm Oil (MSPO), lanjut Franky, harus disinkronisasikan untuk menghindari standar ganda. Komunikasi antar negara dalam forum CPOPC harus lebih baik supaya kebijakannya tepat guna, juga ada sertifikasi Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk sertifikat di luar negara CPOPC.

"Indonesia dan Malaysia sudah produksi sekitar 83% hingga 85% minyak sawit di dunia, sehingga melalui dua negara ini kita bisa sepakat bahwa semuanya harus diselesaikan," ujarnya.

Melalui upaya kedua negara tersebut maka keruwetan di bidang industri sawit harus bisa diselesaikan. Selama ini, minyak sawit diketahui sangat efisien dari segi produksi per hektare (ha), jauh sangat tinggi dibandingkan minyak nabati lain. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru