Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Harga CPO Tertekan Rencana Voting Penghapusan Minyak Sawit di Eropa

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 19 Januari 2018 - 17:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga minyak sawit mentah (CPO) berpeluang kembali anjlok pada perdagangan Jumat (19/1/2018) dengan sentimen negatif masih datang dari kekhawatiran pasar terhadap pelarangan impor dari Uni Eropa di tengah turunnya permintaan dan menguatnya ringgit.

Para trader saat ini mencemaskan langkah Parlemen Eropa untuk menyetujui rencana pelarangan penggunaan minyak sawit pada bahan bakar untuk kendaraan bermotor mulai 2021.

Sebagian besar impor minyak sawit Eropa digunakan untuk membuat biofuel, sehingga industri minyak sawit menjadi cemas terhadap penurunan permintaan dalam keseluruhan sektor. 

Berdasarkan laporan perusahaan surveyor kargo, jumlah pengiriman minyak sawit di pertengahan Januari sudah menunjukkan penurunan permintaan. Intertek Testing Services menunjukkan penurunan penurunan sebesar 7,4% untuk periode 1-15 Januari dibanding bulan sebelumnya, sementara itu Societe Generale de Surveillance melaporkan penurunan juga sebesar 2,8% untuk periode yang sama. 

Malaysian Palm Oil Board (MPOB) mengatakan bahwa ekspor minyak sawit ke Uni Eropa diperkirakan akan terus turun secara bertahap, meskipun usulan larangan penggunaan minyak sawit baru akan diterapkan pada 2021.

Direktur Jenderal MPOB, Ahmad Kushairi Din, mengatakan ekspor minyak sawit ke Uni Eropa telah turun sebesar 3,3% menjadi 2 juta ton pada 2017 dibanding setahun sebelumnya. 

Ringgit pada pukul 11:18 WIB terlihat menguat 0,4% di level 3,9375 per dolar AS. Ringgit yang menguat akan membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal untuk pemilik mata uang lainnya. 

"Potensi rentang pergerakan pada hari ini terlihat di antara level 2.400 - 2.530," kata Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal dalam risetnya di Jakarta, Jumat.

Untuk sisi bawahnya, menurut Faisyal, level support terdekat terlihat di 2.430 sebelum mengincar ke area 2.400. Sementara untuk sisi atasnya, level resisten terdekat berada di 2.500 sebelum menargetkan ke area 2.535. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru