Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Indonesia Menentang Rencana UE Hapus CPO Untuk Biodiesel

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 22 Januari 2018 - 10:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Rencana Uni Eropa (UE) menghapus penggunaan energi dari sumber terbarukan biodiesel yang berasal minyak kelapa sawit mentah ditentang Pemerintah Indonesia.

Parlemen Uni Eropa bahkan melakukan jajak pendapat untuk mengambil keputusan rencana menghapus penggunaan energi terbarukan dari crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah pada 2020.

"Rencana tersebut tidak sesuai bagi negara berkembang seperti Indonesia. Bahkan penghapusan dua energi dari sumber terbarukan itu, bertentangan dengan Millennium Development Goals untuk memerangi kemiskinan," kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), Iman Pambagyo, di Jakarta akhir pekan lalu.

Parlemen Uni Eropa pada Rabu (17/1) waktu setempat dijadwalkan menggelar jajak pendapat di kantor Komisi Eropa di Strasbourg, Prancis. Jajak pendapat tersebut akan menentukan apakah minyak kelapa sawit bakal dihapuskan dari daftar bahan bakar terbarukan mulai 2020 atau tidak.

Sejumlah pejabat Uni Eropa mengatakan, kebijakan penghapusan konsumsi CPO perlu diambil karena dianggap memiliki dampak lingkungan yang buruk. Minyak sawit dituding sebagai dalang dari proses deforestasi besar-besaran di negara Asia dan Amerika Latin.

Seperti diketahui 46% dari total impor minyak kelapa sawit oleh Uni Eropa digunakan untuk biodiesel. Kendati demikian, tiga kelompok politik terbesar di Majelis Uni Eropa dikabarkan telah sepakat untuk mendukung rancangan undang-undang energi terbarukan yang menghapus CPO.

Ketiga kelompok politik tersebut telah menyusun proposal, yang akan siap dimasukkan dalam rancangan undang-undang tersebut. Adapun proposal tersebut bertajuk Report on the Proposal for a Directive of the European Parliament and of the Council on the Promotion of the use of Energy from Renewable Sources. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru