Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Blora Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ramai Sentimen Positif, CPO Berpotensi Menguat

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 30 Januari 2018 - 12:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga CPO berpeluang menguat karena kurs ringgit Malaysia melemah, penetapan bea keluar 0 dolar/metrik ton di Indonesia, serta dukungan Perancis terhadap CPO Malaysia.

"CPO berpeluang diperdagangkan di kisaran  2.536 - 2.490 ringgit per ton," kata Tim Analis Monex Investindo Futures dalam risetnya di Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Jelang rapat kebijakan moneter Federal Reserve selama dua hari yang dimulai Selasa waktu setempat, dolar meraih momentum penguatan yang berdampak pada melemahnya ringgit sejak Senin kemarin.

Menurut Monex, pelaku pasar melihat The Fed masih akan optimistis suku bunga akan naik sebanyak tiga kali di tahun ini. Kurs Ringgit terpantau melemah sekitar 0,3% pada pukul 11:41 WIB.

Selain itu, CPO Malaysia mendapat dukungan dari Perancis yang pada Senin kemarin Menteri Angkatan Bersenjata Perancis, Florence Parly, mengatakan Perancis tidak ikut dalam pelarangan atau segala macam bentuk diskriminasi terhadap minyak sawit dalam level nasional maupun di Uni Eropa.

Untuk diketahui, Parlemen Uni Eropa di pertengahan Januari ini meloloskan rancangan undang-undang pelarangan penggunaan biofuel minyak sawit mulai 2021.

Dari Indonesia, Kementerian Perdagangan Indonesia menetapkan harga referensi CPO untuk bulan Februari sebesar $694,27 per metrik ton, di bawah level $750 metrik ton sehingga bea keluar yang ditetapkan sebesar $0.

"Tanpa bea keluar, harga CPO akan menjadi lebih kompetitif dan diharapkan mampu meningkatkan permintaan," sebut Monex. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru