Aplikasi Pilgub (Pemilihan Gubernur) Propinsi Sulawesi Tengah Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Berharap Perancis Hadang Larangan Impor Sawit 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 01 Februari 2018 - 12:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Indonesia dan Malaysia kini bisa berharap pada dukungan Perancis untuk membatalkan larangan penggunaan minyak sawit untuk biodiesel di Uni Eropa mulai 2021.

Indikasi dukungan itu muncul saat kunjungan Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly ke Malaysia, Selasa (30/1/2018). Parly mengatakan pemerintahannya memahami arti penting industri sawit bagi pereknomian Malaysia, dan tentunya juga bagi Indonesia sebagai pengekspor minyak sawit terbesar dunia.   

“Saya mengatakan kepeda Perdana Menteri Malaysia mengenai pentingnya sektor sawit, khususnya bagi pembangunan di pedesaan,” kata Parly usai menghadiri pertemuan dengan Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Hussein.

Menurut Parly, Perancis mendukung bila tidak ada larangan impor minyak sawit ke Uni Eropa, dan meminta tidak ada diskriminasi terhadap minyak sawit di level nasional maupun Uni Eropa.

“Kami ingin bekerja bersama dengan negara-negara penghasil sawit untuk mendorong aspek berkelanjutan di sektor ini yang menguntungkan semua pihak,” ujarnya.

Sebelumnya, Perancis telah menunjukkan sikap penolakan atas segala kebijakan diskriminatif terhadap komoditas pertanian, termasuk kelapa sawit.

Hal itu ditegaskan Duta Besar Perancis untuk Lingkungan Hidup Xavier Sticker di sela kunjungan ke Malaysia pekan lalu, menyikapi keputusan Parlemen Eropa yang melarang pemakaian minyak sawit untuk biodiesel.

Sticker berjanji akan melakukan negosiasi dengan Uni Eropa menyusul keputusan Parlemen Eropa yang dinilai diskriminatif oleh negara pengekspor minyak sawit, seperti Malaysia dan Indonesia serta Thailand.

Sticker mengatakan perdagangan adalah salah satu komponen dari Uni Eropa, oleh karena itu setiap keputusan terkait perdagangan akan dibuat oleh keseluruhan tiga komponen di dalamnya, yang meliputi Komisi Eropa, Dewan Eropa dan Parlemen Eropa.

“Perkembangan terakhir yang menyita perhatian adalah keinginan Parlemen Eropa untuk dialog yang akan dilakukan akhir tahun ini, dan dari situ akan mendorong penyatuan sikap yang akan disetujui oleh ketiga lembaga di Uni Eropa," katanya seperti dilansir The Edge Markets.

Berita Terbaru