Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Dompu Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pelaku Usaha Cemaskan Larangan Biodiesel Sawit Ganggu Ekspor

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 01 Februari 2018 - 12:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pelaku usaha khawatir pelarangan penggunaan biodiesel mulai 2021 akan mengganggu kinerja ekspor minyak sawit ke Uni Eropa (UE) pada tahun ini. 

"Meski masih sebatas hasil jajak pendapat di tingkat parlemen, ada kekhawatiran bahwa masyarakat UE akan mulai membiasakan diri untuk tidak menggunakan minyak sawit khususnya untuk biodiesel," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Togar Sitanggang, di Jakarta, Kamis (1/2/2018).

Pada tahun lalu, ekspor sawit ke UE naik 15% dari 4,37 juta ton pada 2016, menjadi 5,03 juta ton pada 2017. Itu di luar biodiesel dan oleokimia. Pengusaha kelapa sawit nasional masih memantau dampak kebijakan UE atas biodiesel berbasis minyak sawit.

Meskipun Indonesia telah memenangkan sengketa biodiesel dengan UE, yang mana hasil akhir putusan Panel Badan Penyelesaian Sengketa (DSB) WTO memenangkan enam gugatan Indonesia atas UE. Hal itu belum membuat pelaku usaha merasa lega.

Pasalnya, UE saat ini dalam proses penentuan putusan yang akan melarang penggunaan biodiesel sawit mulai 2021. 

"Kami cukup berhati-hati dalam memproyeksikan perkembangan pasar biodiesel Indonesia di UE pasca kemenangan atas kasus anti dumping tersebut. Bisa saja ekspor ke sana naik tahun ini, lalu tahun depan turun dan membiasakan tidak pakai biodiesel meski pelarangan masih 2021," papar Togar.

Di sisi lain, Togar mengakui, pelarangan penggunaan biodiesel sawit tersebut akan menekan ekspor Indonesia secara total untuk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya. Pasalnya, biodiesel sawit yang beredar di UE tidak hanya dari unsur nabati atau fatty acid methyl ester (FAME) yang diimpor dari Indonesia. 

"Di sana, tidak sedikit biodiesel yang diproduksi di Eropa menggunakan CPO yang diimpor dari Indonesia," pungkasnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru