Aplikasi Sistem Pemetaan Suara Pemenangan Pilkada 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Boikot Produk Makanan UE, Malaysia akan Baik-baik Saja 

  • Oleh Ediya Moralia
  • 02 Februari 2018 - 10:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Layaknya Indonesia yang mengancam akan memboikot produk-produk yang diimpor dari negara-negara Uni Eropa (UE), Malaysia juga berwacana untuk melakukan hal yang sama.

Hal itu sebagai aksi balasan atas rencana pelarangan pemakaian biodiesel berbasis minyak sawit di UE mulai 2021 mendatang, sebagai tindak lanjut dari hasil jajak pendapat atas resolusi sawit yang disahkan Parlemen Eropa pada April 2017.

Kementerian Pertanian dan Industri Berbasis Agro Malaysia, seperti dilansir The Edge Markets, menegaskan bahwa Malaysia tidak akan terdampak jika pemerintah negeri jiran itu memutuskan untuk memboikot produk makanan dan pertanian asal UE.

Deputi Menteri Datuk Seri Tajuddin Abdul Rahman mengatakan bahwa keyakinan itu didasarkan pada fakta bahwa sebagian besar produk yang diimpor dari UE terdiri atas produk susu yang bukan merupakan makanan pokok masyarakat Malaysia. 

"Kenapa harus takut. Kita tidak mengimpor bahan pokok seperti beras atau daging dari UE," kata Tajuddin.

"Kita mengimpor makanan bukan pokok, seperti keju dan produk susu lainnya. Kita tahu bahwa tak semua orang menggunakan produk ini, sehingga kita tak perlu takut jika pemerintah memutuskan untuk memboikot produk asal UE," tegasnya.

Pekan lalu, Deputi Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi menegaskan pemerintah Malaysia tengah mengkaji kembali impor produk dari UE setelah keputusan untuk menghapus pemakaian minyak sawit untuk bahan campuran biodiesel dan energi terbarukan pada 2021. 

Di Indonesia, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Paulus Tjakrawan, mendesak Pemerintah Indonesia untuk memboikot produk-produk asal UE.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Asmar Arsjad, mengatakan jika parlemen Eropa berani menerapkan resolusi tersebut, pemerintah harus berani memboikot produk-produk Eropa.

"Boikot tersebut diperlukan agar Indonesia tidak dipandang lemah oleh negara lain, khususnya Uni Eropa. Kita jangan mau dipandang lemah oleh negara lain, kalau perlu hentikan saja ekspor ke Eropa, tidak masalah," papar dia. (NEDELYA RAMADHANI/m)


TAGS:

Berita Terbaru