Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Halmahera Timur Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Organisasi Petani Sawit Usul RI tak Ekspor CPO ke Uni Eropa

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 05 Februari 2018 - 14:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menyerukan agar Indonesia sebaiknya tidak lagi memasok minyak sawit ke Uni Eropa (UE) dan sekaligus memboikot produk-produk buatan UE yang masuk ke Indonesia. 

"Hal itu perlu dilakukan menyusul hasil jajak pendapat (voting) Parlemen Eropa yang setuju menghapus biodiesel dari program energi terbarukan 2021," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Apkasindo, Asmar Arsyad, di Jakarta, Senin (2/5/2018).

Asmar menilai, ekspor minyak sawit Indonesia ke UE tidak terlalu signifikan. Apalagi, hanya 20% hingga 30% dari total ekspor berupa minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), sedangkan 70% hingga 80% sisanya berupa produk turunan. 

"Langkah UE yang akan melarang penggunaan biodiesel sawit mulai 2021 tidak akan signifikan merugikan Indonesia. Tindakan UE tersebut tidak bisa diabaikan dan Indonesia sebaiknya tidak lagi memasok minyak sawit ke UE serta memboikot barang-barang produk buatan UE yang masuk ke Indonesia," papar dia.

Sebanyak 70% hingga 80% dari total ekspor sawit Indonesia ke UE, lanjut Asmar, berupa produk turunan yang justru sangat diperlukan oleh industri-industri di kawasan tersebut. Karena itu, Indonesia sebaiknya mencari pasar baru saja dan jangan bergantung ke UE. 

"Hentikan ekspor ke UE, kenapa takut, boikot juga barang-barang UE di Indonesia. Untuk kepentingan nasional, kita harus mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi," ujar Asmar.

Asmar menambahkan, langkah UE mengancam sekitar 5,3 juta petani sawit di Indonesia. Apalagi, jika menjadikan isu lingkungan sebagai pertimbangan. 

"Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati dengan kebutuhan lahan paling rendah dibandingkan tanaman lain, seperti bunga matahari. Untuk menghasilkan tonase minyak yang sama misalnya, hanya dibutuhkan 1 hektare (ha) kelapa sawit, namun untuk bunga matahari hampir 20 ha," pungkasnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru