Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Labuhanbatu Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Inggris Nilai Proposal Larangan Impor Sawit ke UE tak Adil 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 08 Februari 2018 - 10:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Parlemen Uni Eropa (UE) kembali mendapat penentangan dari beberapa anggotanya, seperti Perancis dan Swedia, dan kali ini Inggris juga ikut menilai larangan impor minyak sawit ke UE sebagai kebijakan tidak adil.

Inggris juga sepakat dengan sikap Malaysia bahwa Renewable Energy Directive II (RED) yang dibahas Parlemen UE adalah kebijakan tidak adil dan bertentangan dengan praktik perdagangan internasional.

Dalam pernyataannya, seperti dilansir New Straits Times medio pekan ini, Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong menyatakan dukungan Inggris terhadap isu pelarangan impor minyak sawit itu diungkapkan langsung oleh British High Commissioner (diplomat senior Inggris) untuk Malaysia, Vicki Treadell.

Pertemuan antara perwakilan Inggris dengan Malaysia itu fokus pada usulan pelarangan impor minyak sawit untuk biofuel dan energi terbarukan pada 2020, dan dampaknya terhadap pendapatan dan kehidupan lebih dari 650.000 petani sawit skala kecil di Malaysia dan jutaan lainnya di Indonesia.

Malaysia dan Indonesia, sebagai pengekspor minyak sawit terbesar dunia, dengan tegas menentang resolusi UE karena dinilai diskriminatif karena akan melarang minyak sawit masuk ke UE mulai 2021, sedangkan minyak nabati lain baru dilarang pada 2031.

Treadell mengatakan Inggris setuju dengan Malaysia bahwa tak adil jika pelarangan impor minyak sawit lebih awal diterapkan ketimbang minyak nabati jenis lain.

Bulan lalu, mayoritas anggota Parlemen Inggris menentang proposal UE untuk melarang impor minyak sawit, terutama mereka yang berasal dari Partai Konservatif. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru