Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Ogan Komering Hulu Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Ada Potensi Kenaikan Harga CPO Berlanjut 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 09 Februari 2018 - 15:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Penguatan harga minyak sawit (CPO) masih mungkin berlanjut pada perdagangan Jumat (9/2/2018) dengan sentimen datang dari potensi turunnya produksi.

"Dukungan lainnya adalah adanya dukungan tambahan dari salah satu negara di Uni Eropa untuk menentang pelarangan penggunaan minyak sawit di kawasan Benua Biru mulai 2021 mendatang," kata Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal dalam risetnya di Jakarta, Jumat (9/2/2018). 

Berdasarkan survei Reuters, produksi minyak sawit Malaysia untuk sebulan penuh di Januari diperkirakan akan turun sebesar 14,9 persen menjadi 1,56 juta ton. Jika terjadi, itu akan menjadi level terendah dalam tujuh bulan dan akan menjadi penurunan bulanan terbesar dalam dua tahun terakhir. 

Untuk diketahui, Belanda saat ini telah bergabung dengan beberapa negara lain di Uni Eropa yang menentang usulan pelarangan minyak sawit oleh Parlemen Eropa. 

Menteri Kerjasama Perdagangan dan Pengembangan Belanda, Sigrid Kaag, mengatakan bahwa negaranya tidak mendukung tindakan diskriminatif atau diferensiasi antar produk dan meminta untuk diadakannya dialog mengenai masalah minyak sawit. Sejauh ini, Perancis, Swedia dan Inggris telah menyatakan menentang resolusi tersebut.

Sebelumnya, resolusi Parlemen Eropa pada tanggal 17 Januari menyerukan untuk tidak menggunakan minyak sawit dari program biofuel Uni Eropa pada tahun 2020 karena menyebabkan perusakan hutan. 

"Potensi pergerakan harga minyak sawit pada hari ini terlihat dalam rentang 2.450 - 2.550 ringgit per ton," kata Faisyal. 

Untuk sisi atasnya, menurut dia, sebelum membidik area 2.550, harga harus menembus ke atas level 2.520 terlebih dahulu. Sementara untuk sisi bawahnya, sebelum menargetkan support di 2.450, harga harus melewati level 2.480 terlebih dahulu. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru