BORNEONEWS, Pangkalan Bun-Ikan Patin menjadi komoditas perikanan budidaya yang lebih dominan dibandingkan ikan Nila di Bulan Januari. Pasalnya, awal tahun identik dengan kondisi perairan yang kurang bagus dan ikan Patin punya daya tahan lebih kuat dibandingkan Nila dalam menghadapi kondisi iklim semacam ini.

Hal itu dijelaskan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Pembudidayaan Ikan, Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Hapy Kamis saat ditemui Borneonews di kantornya, Kamis (15/2/2018).

"Daya hidup ikan Patin ini memang lebih tahan daripada Nila. Ikan Patin meski dengan kolam yang kondisi airnya tidak mengalir masih tahan saja, bisa hidup. Tetapi kalau ikan Nila tidak bisa begitu, harus dimasukkan ke keramba dan airnya harus mengalir seperti di pinggir-pinggir sungai itu," terang dia.

Menurut Hepy, selain punya daya tahan yang bagus, ikan Patin termasuk salah satu jenis ikan yang mudah untuk dibudidayakan. Ikan Patin ini tidak bersifat kanibal. Sehingga aman saja meskipun dipelihara campur dengan berbagai ukuran ikan. Pemberian pakan pun tidak mengeluarkan modal yang terlalu banyak.

"Ikan Patin selain mudah dibudidayakan, hampir seluruh bagian dari ikan patin bisa diolah seperti tulangnya. Sehingga Ikan Patin baik daging dan tulangnya pun bisa dimanfaatkan," ucapnya.

Sedangkan ikan Nila, kata Hepy, tingkat kematiannya cukup tinggi dibandingkan Ikan Patin. Serta membutuhkan pakan khusus untuk membuat Ikan Nila mencapai bobot ideal. Namun bukan berarti ikan Nila tidak layak dipelihara. Ikan Nila mempunya pangsa pasar bagus, peminat yang loyal dan harganya juga cenderung stabil. (HARDI/B-8)