Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Data Produksi Berpotensi Tekan Harga CPO

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 21 Februari 2018 - 16:16 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga minyak sawit (CPO) berpeluang melanjutkan penurunannya pada Rabu (21/2/2018) seiring investor yang mempertimbangkan melambatnya ekspor serta kekhawatiran terhadap tingkat produksi menjelang perilisan datanya pekan ini.

"Pada Selasa, harga minyak sawit ditutup turun 1,2% di level 2.485 ringgit per ton, membalikkan penguatan pada hari sebelumnya untuk menyentuh level terendah sejak 9 Februari," kata Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal dalam risetnya, Rabu.

Intertek Testing Services (ITS) kemarin melaporkan bahwa jumlah ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-20 Februari naik 8,8% menjadi 791.992 ton, dari 727.958 ton pada sebulan yang lalu.

Seorang trader di Kuala Lumpur mengatakan mengatakan jumlah ekspor sedikit melambat jika dibandingkan dengan awal bulan ini yang naik hampir 15% di periode 10 hari pertama Februari, mengacu pada data ITS.

Sementara itu, untuk periode yang sama, Societe Generale de Surveillance melaporkan bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia naik 9,5% menjadi 815.183 ton, dari sebelumnya 744.706 ton.

Trader tersebut menambahkan, fokus pasar saat ini akan tertuju pada perilisan angka produksi di hari Kamis.

"Ekspektasi angka produksi yang tidak menyenangkan akan menambah tekanan turun pada harga CPO dan pasar akan mengambil keuntungan sambil menunggu petunjuk terbaru," ujar Faisyal.

Untuk potensi pergerakan harga CPO hari ini, menurut Faisyal, akan berada di rentang 2.450 - 2.560 ringgit per ton. 

"Untuk sisi bawahnya, sebelum membidik area 2.450, harga harus menembus bawah level 2.490 terlebih dahulu. Sedangkan untuk sisi atasnya, sebelum menargetkan ke area 2.560, harga harus melewati area 2.530 terlebih dahulu," ucapnya.

Berita Terbaru