Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Manado Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Prospek Suram CPO Mulai Kuartal II 2018

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 09 Maret 2018 - 11:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Muncul sentimen negatif di sela 29th Palm and Lauric Oils Price Outlook Conference and Exhibition (POC2018) di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (8/3/2018). Bagaimana dengan harga minyak sawit (CPO)

Beberapa analis dan pengamat industri minyak nabati dunia yang hadir dalam konferensi minyak nabati internasional itu rata-rata memberikan proyeksi suram bagi harga CPO dalam beberapa bulan ke depan.

Sejak awal 2018 hingga saat ini, harga minyak sawit berjangka di Bursa Malaysia Derivatives Market bergerak rata-rata di kisaran RM2.500 per ton.

Direktur Eksekutif Oil World, Thomas Mielke, mengatakan produksi minyak sawit global diperkirakan meningkat menjadi 70,84 juta ton tahun ini dari 67,87 juta ton pada 2017, yang didukung sebagian oleh produksi di Indonesia sebanyak 38,8 juta ton.

Ia memperkirakan produksi minyak sawit Malaysia mencapai 20,76 juta ton tahun ini, atau 4,2 persen lebih besar dari 19,92 juta ton pada 2017.

Indonesia dan Malaysia menghasilkan sekitar 85 persen dari produksi total minyak sawit global.

“Meski pasokan terlihat cukup besar, tapi permintaan global untuk minyak nabati tinggi untuk kebutuhan makanan dan biodiesel,” ujar Mielke, seperti dikutip New Straits Times.

Ia menjelaskan harga CPO dan minyak nabati pesaing, yakni minyak kedelai, akan bergerak sideways atau menguat tipis dalam tiga hingga lima pekan ke depan, tapi akan melemah mulai akhir April dan setelahnya.

“Harga minyak sawit diperkirakan diperdagangkan di kisaran US$630 dan US$600 (RM2.300 hingga RM2.500) per ton tahun ini,” sebut Mielke. (NWEDELYA RAMADHANI/m)
 


TAGS:

Berita Terbaru