Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Penguatan CPO akan Berlanjut, Resisten di Level 2.463 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 23 Maret 2018 - 07:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pada perdagangan sesi pertama Kamis (22/3/2018), pergerakan harga minyak sawit (CPO) sempat berada pada level RM2.438, dan ada peluang penguatan lanjutan.

"Namun demikian, penguatan itu perlu adanya penembusan harga pada resisten di kisaran RM2.463 (r1), RM2.528 (r2), dan RM2.563 (r3). Di sisi lain, juga terbuka potensi pelemahan, dengan acuan support pada kisaran harga di RM2.363 (s1), RM2.328 (s2), dan RM2.263 (s3)," kata Analis PT Monex Investindo Futures Arie Nurhadi dalam risetnya di Jakarta, Kamis (22/3/2018). 

Berita bahwa Indonesia telah memenangkan banding atas Uni Eropa dalam sengketa perdagangan biodiesel, kata Arie, telah mengangkat harga CPO. 

Pada perdagangan Rabu (21/3/2018), harga CPO ditutup pada level RM2.448, yang merupakan harga tertinggi dalam kurun waktu tiga hari perdagangan pekan ini. 

Sebelumnya, Pengadilan Tinggi Uni Eropa memutuskan bahwa blok tersebut harus menghapuskan bea masuk anti-dumping pada impor produk biodiesel Indonesia. Indonesia adalah salah satu eksportir biodiesel berbasis CPO terbesar di dunia yang lazim digunakan sebagai bahan baku untuk membuat pengganti bahan bakar.

"Kabar tentang kemenangan Indonesia dalam sengketa dagang biodiesel dengan Uni Eropa telah mengangkat harga CPO dan direspons positif oleh pelaku pasar," katanya.

Dukungan kenaikan harga CPO juga datang dari Malaysia yang sejak awal Januari 2018 membekukan pajak ekspornya terhadap minyak sawit mentah selama tiga bulan untuk meningkatkan permintaan dan meningkatkan harga, karena diharapkan stok tumbuh pada 2018. 

Menurut Arie, penangguhan pajak ekspor Malaysia akan berakhir pada 7 April 2018, dan terlihat benar-benar dimanfaatkan momentum ini oleh pelaku pasar. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru