Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Bangli Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dampak Ramadan Mulai Dirasakan Minyak Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 03 April 2018 - 10:36 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Menjelang Ramadan, permintaan minyak nabati, termasuk minyak sawit, mulai menunjukkan peningkatan. Hal itu memberikan sentimen positif bagi harga minyak sawit.

Terlihat harga minyak sawit berjangka di bursa berjangka Malaysia ditutup menguat lebih dari 1% pada Senin (2/4/2018), yang merupakan penguatan lanjutan dari perdagangan akhir pekan lalu. "Ini sebagai imbas dari meningkatnya permintaan minyak nabati dunia menjelang Ramadan," kata seorang pelaku pasar di bursa berjangka Jakarta, Selasa (3/4/2018).

Di Bursa Malaysia Derivatives Exchange, minyak sawit untuk kontrak Juni berakhir menguat 1,4% menjadi 2.458 ringgit (US$636,79) per ton, yang merupakan kenaikan tertinggi dalam satu hari perdagangan sejak 23 Februari 2018.

"Permintaan sekarang sedang tinggi. Kami yakin ekspor minyak sawit akan meningkat ke kawasan Timur Tengah untuk memenuhi kebutuhan Ramadan," katanya. 

Adapun Ramadan akan dimulai pada medio Mei, dan biasanya akan diwarnai dengan tingginya pemakaian minyak nabati untuk keperluan membuat kue dan makanan lainnya selama bulan puasa dan perayaan Idul Fitri. 

Sedangkan untuk minyak nabati pesaing minyak sawit, yakni minyak kedelai, di Chicago Board of Trade untuk kontrak Mei juga ditutup menguat 1% ke level tertinggi dalam sekitar sepekan terakhir, seiring dengan proyeksi penurunan penanaman kedelai di Amerika.

Kemudian di Dalian Commodity Exchange, China, minyak kedelai untuk kontrak Mei melonjak hampir 2% dan minyak sawit naik 1,3%.

Sementara itu, Analis Monex Investindo Futures Arie Nurhadi menyebutkan pekan ini akan menjadi pekan yang dinanti oleh pelaku pasar, sebagai pekan terakhir penangguhan pajak ekspor CPO oleh Malaysia sejak awal 2018. Pemberlakuan kembali pajak ekspor oleh Malaysia sebesar 5% akan efektif pada perdagangan pekan depan.

Adapun terkait harga CPO pada tahun ini, faktor cuaca diprediksi akan mempengaruhi tingkat harga selanjutnya, yang memungkinkan harga CPO bisa jatuh karena produksi diperkirakan akan meningkat setelah terjadinya fenomena cuaca kering El Nino. Apalagi di saat yang sama, pohon usia muda memulai waktu untuk dipanen dan pada akhirnya akan meningkatkan jumlah pasokan. (NEDELYA RAMADHANI/m)


TAGS:

Berita Terbaru