Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Ponorogo Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ketum Umum Gapki Sebut Ekonomi Indonesia Bakal Ambruk Bila Tidak Ada Sawit

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 25 April 2018 - 01:40 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya– Ada pernyataan menarik yang disampaikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Pusat, Joko Supriyono, seusai melantik Pengurus Cabang Gapki Kalteng, di Kota Palangka Raya, Selasa (24/4/2018).

Joko mengatakan, kalau tidak ada sawit, tahun lalu ekonomi Indonesia sudah ambruk.

“Hasil perkebunan kepala sawit menopang cukup besar perekonomian negara kita. Tahun lalu kalau tidak ada sawit, ya ambruk ekonomi Indonesia ini,” ujarnya.

Joko mendasarkan pernyataannya dengan tolok ukur neraca ekspor-impor. Tahun lalu surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$11 miliar.

“Kalau dirinci ada komoditas yang sumbang neraca positif dan sumbang negatif. Nah, kelapa sawit ini sumbang positif sebesar US$22 miliar. Kalau tahun lalu andaikan tidak ada kelapa sawit, Indonesia neracanya defisit US$11 miliar lebih,” sebut dia.

Di sisi lain, Ketua Gapki Cabang Kalteng Dwi Darmawan, yang baru saja dilantik, tidak mengelak bahwa masih banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit di Bumi Tambun Bungai sampai saat ini tidak mematuhi kewajiban plasma.

Padahal, sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit harus menyisihkan 20% luas lahan inti untuk dibangun plasma bagi masyarakat sekitar.

Namun, dari 2007 hingga saat ini atau dalam kurun waktu 11 tahun, capaian plasma masih 11%.

Dwi Darmawan mengatakan, kewajiban membangun kebun plasma tidak bisa dipenuhi karena sejumlah alasan.

Di antaranya, Permentan tidak mengikat bagi perusahaan yang sudah berdiri sebelum 2007, serta kendala lain seperti ketersediaan lahan dan status kawasan belum beres.

Berita Terbaru