Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Raja Ampat Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Masyarakat Peduli Api Harus Dinaikkan Keterampilannya

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 27 April 2018 - 08:10 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya –  Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalteng Darliansjah menilai kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) harus dinaikkan keterampilannya. Upgrading kemampuan ini, dilakukan dengan meningkatkan kapasitas pelatih.

Cara ini ditempuh, nantinya agar pelatih yang akan meneruskan kemampuan teknis kepada MPA dalam mencegah maupun memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terutama gambut.

“Pelatih perlu ditingkatkan keterampilannya oleh pelatih yang profesional. Dalam kaitannya untuk melatih MPA dan untuk menunjang keberlanjutan, maka diperlukan sebuah mekanisme TOT (Training of Trainer) dimana para pelatih itu dipersiapkan dapat melatih para MPA,” kata Darliansjah kepada Borneonews, Jumat (27/4/2108).

Darli menyebut, peserta TOT berasal dari TNI, Satgas Karhutla, BPBD Kalteng, Manggala Agni dan Dinas Lingkungan Hidup, total sebanyak 20 orang. Untuk percontohan, 20 orang pelatih yang dilatih ini praktek melatih, yang disasar adalah MPA di Pulang Pisau, baru nantinya seluruh Kalteng.

Pulang Pisau yang disasar, karena merupakan target dari proyek penanganan gambut. Trainer yang terpilih siap di berangkatkan ke lokasi pelatihan MPA, dengan kecakapan dan pengetahuan yang memadai. Pelatihan ini dapat di adaptasi oleh dinas dan instansi terkait dalam melatih MPA di seluruh Provinsi Kalteng.

Sebelum TOT dilangsungkan, seleksi ketat diberlakukan untuk para calon pelatih. Seleksi menyangkut kemampuan individu dan fisik.

“Pelatih kegiatan TOT ini adalah Working on Fire dari Afrika Selatan. Mr Treavor, Mr Mandla dan Mr Kubu. Pelatih mempunyai pengalaman dan bersertifikat dan berpengalaman internasional dalam pemadaman api,” jelas dia.

Darli juga menjelaskan, upaya pencegahan dan penanggulangan Karhutla di Kalteng ini Pemprov Kalteng mendapat dukungan dari berbagai pemangku kepentingan antara lain United Nations Office for Project Services (UNOPS), United Nations Environment, working on fire dari Afrika Selatan, CCROM-SEAP IPB, dan USAID.

“Upaya untuk mengurangi kebakaran hutan dan lahan gambut sekaligus untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari lahan gambut, membutuhkan diadopsinya kebijakan, program dan rencana aksi yang disesuaikan secara tepat dengan risiko Karhutla.” (ROZIQIN/B-5)

Berita Terbaru