Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Menteri Agama: Umumnya, Orangtua Baik Melahirkan Anak Baik

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 06 Mei 2018 - 06:32 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya – Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin menilai umumnya orangtua yang baik akan melahirkan anak yang baik pula.

Pernyataan itu ia sampaikan saat berkunjung ke Palangka Raya menanggapi fenomena ganjil nikah-cerai nikah-cerai lagi yang kini menjadi tren, dan menjadi krusial di Indonesia soal tidak ada pendidikan khusus bagaimana menjadi orangtua.

Padahal, pendidikan bagaimana menjadi orangtua yang baik itu jauh lebih penting daripada pendidikan anak. Karena umumnya, orangtua baik akan melahirkan anak yang baik.

“Yang perlu digarisbawahi, pengetahuan menjadi orangtua itu penting dan harus ada bimbingan. Karena, secara umum orangtua yang baik melahirkan anak yang baik pula, begitupun sebaliknya,” kata Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifuddin.

Selama ini, pasangan remaja yang mau nikah terutama yang muda, tidak ada pembekalan apapun yang memadai tentang bagaimana ketika berumah tangga, apa tanggungjawabnya suami, apa hak dan kewajiban istri, bagaimana membimbing anak dan seterusnya.

Tidak salah, jika tidak hanya data angka perceraian  dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) semakin meningkat, tetapi juga nilai pernikahan mengalami erosi. Sebab, banyak yang memasuki jenjang pernikahan tanpa persiapan cukup.

“Nyaris tidak adanya pendidikan khusus bagaimana menjadi orangtua. Padahal untuk menjadi orang tua tidaklah gampang. Apalagi menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Konsepsi anak dan orang tua, tanggungjawab antara suami dan istri itu perlu wawasan yang cukup. Jika tidak, mudah sekali bangunan perkawinan roboh, karena pondasinya kurang kuat,”

Belum lagi adanya erosi moral generasi muda, dimana nilai sakral nikah kian pudar. Menurut Lukman, sebagian generasi muda memiliki pemahaman berbeda, jika dulu pernikahan merupakan sesuatu yang sakral, tapi sekarang hanya dianggap seremoni belaka.

Sekarang, banyak kasus perceraian terjadi bukan akibat tidak ada kecocokan pasangan suami dan istri, tapi ada yang sudah direncanakan sebelum melakukan pernikahan. Inilah gaya hidup yang salah dan perlu advokasi yang benar. Perlu pendidikan pra nikah yang bisa dilakukan oleh KUA atau balai nikah, memberi bimbingan yang terencana dan terstruktur baik agar pasangan siap. (ROZIQIN/B-5)

Berita Terbaru