Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sijunjung Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: India Pemicu Jatuhnya Harga CPO 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 02 Juli 2018 - 12:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Meningkatnya impor minyak sawit oleh China dapat mendongkrak permintaan terhadap komoditas ini, yang belakangan melemah sehingga menekan harga. ekspor minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia pada Mei dan Juni mengalami penurunan.

Melemahnya permintaan di India terhadap minyak sawit akibat tingginya bea masuk, dan juga penerapan kembali pajak ekspor oleh Malaysia atas minyak sawit, telah berkontribusi terhadap kejatuhan harga komoditas andalan Indonesia dan Malaysia ini dalam beberapa pekan terakhir, kata analis minyak nabati terkemuka dunia, Dorab Mistry, dalam sebuah seminar di Jakarta akhir pekan lalu.

Pekan lalu, harga kontrak minyak sawit menyentuh level terendah sejak Juli 2016 di level RM2.238 per ton.

"Setiap bulan India mengimpor 800.000-850.000 ton minyak sawit," ujar Mistry.

"Kami melihat pengapalan ke India anjlok pada Mei. Pada akhir Mei, ekspor minyak sawit ke India dari Indonesia dan Malaysia mencapai 470.000 ton. Itu artinya terjadi penurunan hampir 350.000 ton," katanya.

Mistry memperkirakan volume impor minyak sawit oleh India akan tetap stagnan karena negeri itu akan mengimpor minyak kedelai dan minyak bunga matahari yang harganya lebih kompetitif sebagai ganti minyak sawit. India telah mematok bea masuk atas minyak kedelai dan minyak bunga matahari sebesar 35%, dibandingkan dengan 44% untuk minyak sawit.

"India adalah alasan utama bagi anjloknya permintaan terhadap minyak sawit. Pada Juni, kami melihat situasinya sama, di mana India hanya akan mengimpor 500.000 ton, bukan di level normal sebanyak 800.000-850.000 ton," tutup Mistry. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru