Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Palu Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Produktivitas Produksi Padi di Barito Timur Meningkat Tiap Tahun

  • Oleh Prasojo Eko Aprianto
  • 19 Juli 2018 - 18:26 WIB

BORNEONEWS, Tamiang Layang -  Produksi padi pada sawah dan ladang di Kabupaten Barito Timur meningkat tiap tahun. Ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng.

Kepala Dinas Pertanian Riza Rahmadi menjelaskan, peningkaatan hasil produksi padi tersebut juga dengan adanya peluasan lahan panen produksi padi lahan dan ladang. Pengertian padi ladang dalah padi yang ditanam di lahan kering, jenisnya padi Gogo.

"Pada 2017, di hitung dari Januari sampai Desember, luas panen 10,517 hektar, untuk produktivitas 27,30 ton. Sedangkan produksi 28.505 ton itu luasan padi dan sawah. Hal ini karena adanya kenaikan penambahan lokasi cetak-catakan sawah," ucap Riza saat di temui di ruang kerjanya, Tamiang Layan,  Kamis (19/7/2018).

Lanjut Riza, pada 2016, padi dan sawah di Kabupaten Bartim luasan lahan hanya 9.787 hektar, produktivitas 25,55 ton dan hasil produksi 25,012 ton. Sedangkan pada 2018, Dinas Pertanian Kabupaten Bartim telah meramalkan akan lebih meningkat dengan penambahan luas panen sekitar 10.906 hektare.

"Untuk adaya ramalan peningkatan luas panen di tahun 2018, semoga tidak ada kendala faktor alam dan cuaca baik akan terlaksana dengan baik sert hasil produktivitas dan produksi akan bertambah," katanya.

Dengan meningkatnya luas panen, produktivitas dan hasil produksi, pihaknya meminta kepada pemerintah daerah agar dapat menambah alat kerja petani seperti mesin perontok padi yang saat ini masih kurang, dengan bertambahnya produksi Padi.

"Penambahan mesin perontok padi ini berdasarkan usulan ketua kelompok tani yang ada di Bartim, lahan makin luas dan produksi padi makin banyak dengan alat sedikit pasti akan memperlambat panen padi," timpalnya.

Sedangkan dengan adanya perluasan lahan, dan produksi padi yang meningkat, berharap juga kepada pemerintah setempat, dintempat sentra pengumpulan gabah yang ada, di sediiakan juga alat penggilingan padi sendiri. "saat ini kelemahan kita, di tempat-tempat pengumpulan gabah padi, tidak ada penggilingan padi, jadi gabah kita jual keluar daerah, hasilnya sudah jadi beras di jual lagi di kabupaten bartim, harapnya kita sendiri punya alat penggilingan padi sendiri, saat di jual sudah jadi beras," pungkasnya. (PRASOJO EKO APRIANTO/m)

Berita Terbaru