Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mengukur Kemahalan Konstruksi Kalimantan Tengah

  • Oleh Penulis Opini
  • 02 November 2021 - 18:00 WIB

SEKTOR konstruksi menarik dibahas pada era globalisasi saat ini. Biasanya masyarakat menganggap suatu daerah maju ketika ada mall dan gedung pencakar langit. Tidak menutup mata bahwa pembangunan konstruksi dijadikan tolak ukur pembangunan negara. Kondisi di Indonesia, sektor konstruksi triwulan II 2021 menyumbang 10,12 persen terhadap total PDB nasional.

Pada dasarnya sektor konstruksi berperan mendukung pertumbuhan dan perkembangan bidang lainnya, seperti perdagangan, industri, pariwisata, sosial, dan budaya. Selain itu, memungkinkan juga terjadi peningkatan mobilitas masyarakat, kesehatan dan pendidikan. Melihat banyaknya dampak positif yang akan ditimbulkan, tidak heran jika sektor konstruksi menjadi perhatian banyak pihak.

Persoalan pembangunan kontruksi antardaerah yang berbeda umumnya dilihat dari keberadaan fasilitas umumnya dan kualitas. Sedangkan pengukuran kuantitatif dan obyektif yang bisa dinilaikan tertuang dalam Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK). IKK dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setiap tahunnya. Angka ini bisa menjadi pendekatan dalam mengukur tingkat kesulitan geografis suatu daerah. Semakin tinggi nilai IKK maka daerah tersebut dianggap semakin sulit letak geografinya,

Indeks ini mengukur perbandingan kemahalan yang dikeluarkan dalam membangun setiap 1 m2 yang dibandingkan dengan daerah acuan nasional. Pada tahun 2021, Kota Makassar menjadi kota acuan nasional karena indeknya berada pada rata-rata nasional. IKK merupakan indeks spasial dan tidak bisa dibandingkan antartahun.

Kemahalan konstruksi Kalimantan Tengah pada tahun 2021 terukur sebesar 101,47 persen, yang artinya lebih mahal 1,47 persen dibandingkan Kota Makassar. Di Pulau Kalimantan, secara berturut turut Kalimantan Barat lebih mahal 11,45 persen, Kalimantan Timur lebih mahal 9,81 persen, Kalimantan Utara lebih mahal 6 persen dan selanjutnya Kalimantan Tengah. Sedangkan Kalimantan Selatan menjadi satu satunya provinsi di Pulau Kalimantan yang lebih murah 0,75 persen dibandingkan Kota Makassar.

Jika membandingkan provinsi yang ada di luar Pulau Kalimantan, maka IKK tertinggi di Indonesia adalah Papua dengan nilai 207,11. Artinya Papua lebih mahal 107,11 persen dibandingkan Kota Makassar. Selanjutnya Papua Barat lebih mahal sebesar 30,59 persen, Maluku lebih mahal 24,61 persen, DKI Jakarta lebih mahal 21,42 persen, dan Kepulauan Riau lebih mahal 16,80 persen dibandingkan Kota Makassar pada tahun 2021.

Hal yang menarik adalah perhitungan indeks spasial ini sampai pada level  kabupaten/kota, sehingga antarkabupaten/kota bisa diperbandingkan. Pada Provinsi Kalimantan Tengah, secara berturut-turut Murung Raya yang lebih mahal 11,12 persen dibandingkan Kota Makassar pada tahun 2021. Sukamara lebih mahal 10,98 persen, Lamandau lebih mahal 8,86 persen, Seruyan lebih mahal 7,28 persen, Gunung Mas lebih mahal 6,23 persen, Kotawaringin Barat lebih mahal 1,01 persen, dan Barito Utara lebih mahal sebesar 0,82 persen.

Sebaliknya, kabupaten yang lebih murah pembangunan konstruksinya secara berturut turut adalah Barito Selatan yang lebih murah 5,18 persen, Kapuas lebih murah 4,01 persen, Katingan lebih murah 3,5 persen, Palangka Raya lebih murah 3,22 persen, Barito Timur lebih murah 2,83 persen, Kotawaringin Timur dan Pulang Pisau lebih murah 2,35 persen.

Dari 14 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, terdapat 7 kabupaten/kota yang mempunyai IKK lebih tinggi dari Kota Makassar dan sisanya dengan IKK lebih rendah. Berdasarkan data tersebut, perlu menjadi perhatian pemerintah daerah terutama kabupaten/kota dengan IKK yang lebih tinggi. Harapannya, kemahalan konstruksi ke depannya tidak terlalu timpang dari angka rata-rata nasional.

Penulis: Agustina Elisa Dyah Purwandari, SST/Statistisi Ahli Pertama Badan Pusat Statistik Kotawaringin Barat

Berita Terbaru