Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mengenal Vinus, Sarjana yang Memimpin Kelompok Tani Milenial Ampari Jaya

  • Oleh Agustinus Bole Malo
  • 27 April 2022 - 21:00 WIB

BORNEONEWS, Tamiang Layang - Sebagai seorang sarjana kehutanan yang merupakan warga di ring 1 perusahaan perkebunan sawit atau tambang batubara, pemuda ini bisa saja meminta 'jatah' untuk bekerja di salah satu perusahaan yang beroperasi di sekitar Desa Ampari Kecamatan Awang Kabupaten Barito Timur, namun Servinus Januardi memilih menjadi petani dan memimpin Kelompok Tani Milenial Ampari Jaya.

Sejak menyelesaikan kuliah di Universitas Palangka Raya 2018, pemuda 28 tahun ini justru belum pernah melamar kerja ke perusahaan mana pun. Seperti layaknya pemuda milenial dia justru memilih aktivas yang tidak membuatnya terikat dengan tempat dan jam kerja tertentu.

"Saya gak pernah di perusahaan, saya main ritel saham dan crypto," ujarnya, Rabu, 27 April 2022. Kalau akhirnya dia juga memilih menekuni dunia pertanian dan memimpin kelompok tani milenial yang beranggotakan 22 orang, itu karena dia melihat bahwa menjadi petani memiliki prospek masa depan menjanjikan karena kebutuhan bahan pangan akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah populasi penduduk.

"Kebutuhan pangan akan bertumbuh secara ekponensial dengan bertambahnya jumlah penduduk," kata Vinus.

Posisi geografis Barito Timur yang sangat dekat dengan IKN Nusantara, lanjut dia menjadi peluang tambahan untuk mensuplai kebutuhan pangan di ibu kota baru tersebut.

"Sasaran saya yang lain adalah untuk memacu anak muda bertani dan merubah mindset untuk maju dengan menjadi petani modern melalui penerapan teknologi," ujarnya.

Vinus mencontohkan budidaya jagung pakan dan padi yang sedang dikembangkan oleh kelompoknya. Menurutnya dengan penerapan teknologi petani milenial jadi mengerti cara menanam jagung yang baik mulai dari penyiapan lahan, olah tanah, penggunaan benih unggul, pemupukan yang tepat, pengendalian hama dan penyakit, penerapan hormon pada tumbuhan seperti hormon auksin, sitokinin, giberilin, peningkatan rendemen buah dan lainnya.

Meski diisi oleh pemuda-pemuda yang semangat yang tinggi, namun bukan berarti kelompok yang dipimpinnya tidak menghadapi kendala dalam mengembangkan potensi yang ada.

"Kami pengurus baru dan masih perlu penyesuaian, perlu pelatihan berkala, bimbingan maupun bantuan pemasaran guna meningkatkan kemampuan anggota," ungkap Vinus.

Pemuda yang tinggal di RT 02 Desa Ampari ini mengaku bahwa kelompoknya masih kekurangan alat penunjang seperti traktor mini, alat pemipil jagung, mesin perontok padi serta alat dan mesin pertanian lainnya.

Dia juga berharap pemerintah dapat meningkatkan infrastruktur pertanian seperti embung dan irigasi sehingga lahan yang ada di desanya dapat dimanfaatkan secara optimal.

"Rencana pada musim tanam berikutnya untuk lahan persawahan menanam padi kembali dan untuk lahan kering kami akan menanam padi dan jagung. Saat ini kami masih melakukan pembukaan lahan jagung dengan target 5 hektare dulu dan nanti akan terus meningkat," ungkapnya. (BOLE MALO/B-6)

Berita Terbaru