Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Begini Tahapan Upacara Kremasi Umat Hindu

  • Oleh Budi Yulianto
  • 17 Mei 2017 - 18:00 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya ' Wakil Suka Duka Umat Hindu Palangka Raya, Mujiono, mengatakan bahwa proses upacara kremasi bagi umat Hindu diawali dari rumah duka, dimulai dengan perawatan jenazah. Dalam prosesi perawatan, jenazah dimandikan lalu disucikan sedemikian rupa dengan tirta-tirta suci. Setelah itu, jenazah dibusanai layaknya manusia hidup. Baru kemudian dilanjutkan dengan melengkapi sarana prasarana tubuh jenazah yakni seperti halnya orang yang hendak sembahyang.

Jenazah juga diberi tujuh pewangen dan tujuh canang sari yang menyimbolkan tujuh alam dan tujuh sap dalam diri manusia, termasuk di dalamnya terdapat tujuh kekuatan. Lalu, jenazah dimasukan ke peti dan selanjutnya dibawa untuk proses kremasi.

'Kemudian dibawa ke halaman, lalu pihak keluarga memberikan penghormatan terakhir. Setelah itu, ada pemutusan hubungan antara orang yang sudah meninggal dunia dengan keluarga yang ditinggalkan. Yakni memutus benang pridatu atau benang warna merah, putih, dan hitam, dilengkapi dengan uang logam. Nanti keluarga dimulai dari yang paling tua memutus benang tersebut. Barulah berangkat ke kremasi,' sebut Mujiono.

Sesampai di tempat kremasi, digelar upacara sakral untuk menyucikan dan menghantarkan jenazah dengan dipimpin pinandita. Setelah berbagai upacara sakral dilakukan, barulah penyulutan api.

Menurutnya, api yang disulutkan bukanlah api biasa, tapi api suci yang telah dimohonkan oleh pemangku atau pinandita. 'Jadi bukan api biasa, tapi api suci yang telah kita doakan untuk mengubah jasad menjadi abu jenazah,' jelasnya.

Seusai pengapian, proses selanjutnya yakni pengulapan. Namun sebelumnya, jenazah yang telah menjadi abu juga ditutup menggunakan dedaunan dan disirami air, lalu dibentangkan kain putih melingkar. Ini sebagai proses pendinginan sembari menunggu proses pengulapan dimulai.

'Pengulapan ini yakni abu diambil lalu diletakan di suatu tempat sehingga nanti seperti sosok yang masih hidup. Itu hanya simbol. Kemudian dimantrani oleh juru mangku dan lain-lain. Selanjutnya dibawa ke larung abu atau Sungai Kahayan,' ungkapnya.

Menurutnya, pelarungan abu ke air dimaksudkan agar orang yang telah meninggal dunia menyatukan dan kembali ke alam. 'Mengapa di air, karena air kita anggap akan sampai di lautan. Dan di lautan itulah, dalam kontek Hindu, sebagai tempat untuk menyempurnakan, mengembalikan, dan penetrasi segala sesuatu yang tidak baik menjadi lebih baik. Atau tempat pencucian terakhir,' sebutnya.

Setelah proses kremasi selesai, tiga hari kemudian akan digelar upacara mekaru yakni penyembahan ke alam. 'Dalam upacara itu akan memberikan sesaji. Lalu prayasita yakni pembersihan secara ritual dan spiritual oleh keluarga dan seluruh masyarakat yang dipimpin pinandita,' tuturnya, sembari mengatakan bahwa kremasi merupakan tahapan awal upacara kematian untuk menuju upacara terakhir yang disebut ngaben. (BUDI YULIANTO/B-3)

Berita Terbaru