Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Hilirisasi Sawit Resep Ampuh Atasi Tekanan Global

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 30 November 2018 - 15:16 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Gencarnya kampanye negatif terhadap komoditas sawit di luar negeri dapat menjadi pukulan telak bagi industri sawit nasional, yang pada akhirnya akan berdampak pada masa depan petani sawit skala kecil.

Hilirisasi industri sawit nasional dapat menjadi jawaban untuk menangkal berbagai tekanan eksternal, terutama di pasar Uni Eropa yang siap menghapuskan minyak sawit sebagai bahan campuran untuk biofuel. 

Berdasarkan kondisi ini, Kementerian PPN/Bappenas mendorong pelaku industri kelapa sawit dan pemerintah daerah yang menjadi sentra industri sawit untuk segera melakukan hilirisasi agar bisa menghadapi tekanan global.

"Harus hilirisasi mau tidak mau. Ini salah satu masalah darurat yang harus kita hadapi," kata Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, Anang Nugroho, di Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Menurut Anang, tekanan pasar global telah mengakibatkan harga komoditas kelapa sawit anjlok menjadi sekitar 420 dolar AS per ton, dari sebelumnya 530 dolar AS pada pekan lalu.

Kondisi itu juga diperparah dengan kampanye-kampanye negatif terhadap proses produksi kelapa sawit yang dianggap merusak lingkungan sehingga terjadi penolakan produk sawit Indonesia di kawasan Uni Eropa.

"Di Bappenas, kami menilai kondisi ini sudah sangat mengkhawatirkan. Hampir semua komoditas pertanian mengalami penurunan (harga) selama 50 tahun terakhir. Rata-rata turun satu persen per tahun," kata Anang.

Baik pemerintah dan pelaku usaha, katanya, dituntut untuk menyelamatkan industri kelapa sawit agar tidak bernasib seperti sektor pertambangan batu bara atau migas.

Melalui hilirisasi, diharapkan Indonesia tidak lagi bertumpu pada penjualan minyak sawit mentah (CPO), namun mampu mengolahnya ke dalam sub-produk lain yang memiliki nilai ekonomi yang lebih menguntungkan.

Tak hanya itu, industri kelapa sawit juga harus mengikuti landasan Sustainment Development Goal yang diamanatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2015. Dengan landasan SDG tersebut, industri kelapa sawit tidak bisa berjalan sendiri dan harus bekerja sama dengan pemerintah, akademisi, hingga lembaga nirlaba. (NEDELYA RAMDHANI/m)

Berita Terbaru