Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pembalap Lokal Kalah Kelas, Kejurda Open Grasstrack Harus Jadi Arena Belajar

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 17 Maret 2019 - 22:30 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik- Gelaran Open Grasstrack Kejurda Bupati Lamandau Cup Seri-1 2019 secara umum telah berlangsung dengan lancar dan sukses.

Namun, di sisi lain, dari beberapa kelas balap kategori open, terbukti bahwa pembalap lokal Lamandau masih 'kalah kelas' bila dibandingkan dengan crosser luar daerah. Apalagi jika disandingkan dengan para crosser nasional yang turut berlaga di Sirkuit Padang Akasia Nanga Bulik itu.

Tidak mengherankan bila dari 16 kelas balap yang dilombakan, kelas open bergengsi seolah menjadi panggung para crosser nasional. Seperti halnya Inggil Bernaditus, Mamo, serta pembalap nasional dari Kalteng non Lamandau yakni Giancarlo Fiesta dan Taufik Akbar. 

Saat dimintai konfirmasi, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lamandau Wilin C Okamoto membenarkan bahwa ada ketimpangan kelas antara pembalap lokal Lamandau dengan crosser dari luar daerah, terutama nasional. 

Wilin menyebut, kondisi 'kalah kelas'itu justru tidak boleh menjadikan pembalap lokal minder. Namun harus menjadikan panggung Kejurda Open Grasstrack sebagai sarana mencari ilmu dan dan 'mencuri' pengalaman berharga. Karena dapat bertarung dengan pembalap yang sudah punya nama.

"Menjadi yang terbaik dalam olahraga berprestasi jenis olahraga bermotor seperti ini tidak bisa diperoleh secara mudah dan instan. Tapi harus bertahap. Kegiatan inipun bentuk lain dari upaya pembinaan kita bagi pembalap lokal. Mereka bisa mencuri ilmu dari pembalap-pembalap hebat secara langsung," katanya.

Wilin juga menilai bahwa pada dasarnya Lamandau sudah memiliki bibit pembalap muda berbakat yang harus terus didukung dan dimotivasi. Dengan dukungan penuh seperti saat ini akan sangat baik bagi perkembangan pembalap lokal di masa yang akan datang.  (HENDI NURFALAH/B-3)

Berita Terbaru