Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tim Sukses Harus Berikan Edukasi Politik ke Pendukung Pasangan Calon

  • Oleh Naco
  • 19 Oktober 2020 - 17:30 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur, Rudianur mendorong agar setiap tim sukses pasangan calon memberikan edukasi politik yang baik kepada pendukung dan simpatisan. 

Tujuannya, agar dalam masa kampanye ini tidak menimbulkan polemik akibat kampanye hitam yang secara serampangan dibuat dan diembuskan.

"Saya berharap momentum pilkada kali ini menjadi ajang pendewasaaan politik bagi masing-masing tim sukses dan paslon," katanya, Senin, 19 Oktober 2020.

Paslon maupun tim pemenangan hingga simpatisan diharapkan tidak menyerang lawan politik dengan cara-cara yang tidak elok. Salah satunya kampanye hitam dan fitnah. 

"Mari kita sampaikan program dan gagasan dengan santun," pintanya.

Rudianur menyebutkan, ongkos pilkada kali ini sangat mahal. Puluhan miliar rupiah dikucurkan dari APBD Kotim. Tentunya sangat disayangkan jika momentum lima tahunan ini dicoreng hanya karena perbedaan pilihan dan penilaian.

"Perbedaan dalam demokrasi adalah hal yang lazim. Tapi di balik perbedaaan itu hanya sebatas pilihan tidak lantas membuat kita menghilangkan persaudaraan yang sudah dijalin.Jadi politik dan sosial masyarakat itu sebenarnya bukan saling bertolak belakang jika memang dimaknai secara dewasa," tegasnya.

Ia mendorong dan mendukung aparat untuk menindak tegas siapapun yang berupaya menciptakan provokasi di tengah meningkatnya eskalasi politik saat ini. Pasalnya, provokasi politik ini bisa mengancam stabilitas daerah. Apalagi di media sosial harus diwaspadai munculnya kelompok-kelompok yang selalu berupaya menciptakan opini berujung kepada provokasi.

Rudianur menyebutkan, provokasi paling masif itu terjadi melalui media sosial. Di mana ada sejumlah akun yang sengaja menyerang paslon bupati dan wakil bupati. Akun tersebut tidak menunjukan pengguna asli. 

"Dia sejenis buzzer namun selalu melempar isu berita berisikan fitnah terhadap lawan politiknya. Kondisi demikian menjadikan pelaksanaan pilkada rawan konflik. Terutama bagi pendukung fanatik yang masih mudah dipancing emosinya," tandasnya. (NACO/B-11)

Berita Terbaru