Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mengapa Mereka Pilih Kalimantan Sebagai Pilot Project

  • 26 Januari 2016 - 17:57 WIB

PARApengikut Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) yang dievakuasi dari KalimantanBarat, baru saja tiba. Ada yang tiba di Jakarta, Semarang dan Surabaya. Daridari kota-kota itu, mereka dipulangkan ke desa/kota tempat bereka berasal.

Pemulangankaum Gafatar yang sudah menyatakan diri sebagai eks atau mantan Gafatar itu bermula dari pengusiran dari permukiman mereka di desa-desa yang tersebar diwilayah Kalimantan Barat.  Rumah-rumahpermukiman mereka dibakar oleh orang-orang tak bertanggungjawab, yang sampaisekarang belum diketahui, siapa sejatinya mereka.

Pemulanganwarga eks gafatar secara  besar-besarandari kawasan Kalimantan Barat itu menarik simpati dan iba warga lainnya.  Karena sejatinya, mereka adalah warga Indonesia, yang pada umumnya sudah tidak punya harta-benda bahkan tidak punya rumah di kampung atau desa asalnya.

Ataspemulangan yang terjadi secara besar-besaran itu,  Eks Ketum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Mahful M Tumanurung  menyatakan protesnya.  Selasa siang (26/10/2016) ini ia menyatakanprotesnya di kantor YLBHI, Jalan  Diponegoro, Jakarta Pusat.

Mengapa kala itu kaum Gafatar dari segala penjuru berbondong-bondong ke Kalimantan.  Menurut dia, pada 2011 dia terpilih menjadi ketua umum Gafatar. Hingga pada Agustus 2015, organisasi Gafatar dibubarkan.Salah satu alasannya karena ada tudingan ke Gafatar memutar-balikkan ajaran agama.

"Kami mengambil sikap untuk tidak lagi bergerak dalam organisasi kemasyarakatan. Satu program yang terus kami perjuangkan, program kedaulatan pangan. Kami sepakat dalam kongres luar biasa itu untuk fokus berjuang membangun bangsa ini lewat kedaulatan pangan. Ini jadi kesepakatan meski pun tidak mengikat dan memaksa.'

Lalu kenapa ke Kalimantan jadi pilihan  "Karena kami ingin Kalimantan menjadi pilot project, karena memiliki lokasi yang sangat subur, sangat luas dan strategisdan dari segi apapun. Sangat terjangkau oleh kocek kami, kami sepakat untuk melanjutkan program pangan," tambah dia.

Menurut Mahful yang didampingi rekan-rekannya dan juga perwakilan YLBHI, mereka berniat membangun kedaulatan pangan dengan bertani.

"Kami bergerak secara mandiri secara pribadi. Kami punya koin nusantara.Kami bantu secara mandiri. Kenapa kami dihalangi Kami ingin membantu pemerintah. Apakah kami pindah ke Kalimantan melanggar hukum Kan tidak,"jelas dia.

Itulah yang melatarbelakangi, mengapa sejak saat itu, kaum Gafatar secara sporadis dalam kelompok-kelompok, menuju segala penjuru Kalimantan. Ada yang ke Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Tidak diketahui,berapa ribu kaum Gafatar yang bermukim di Pulau Borneo ini.(*)

Berita Terbaru