Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Legislator Kalteng Dorong BUMDes dan KopDes Berperan dalam Penyaluran LPG Bersubsidi

  • Oleh Donny Damara
  • 10 Maret 2023 - 15:50 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Legislator Kalteng Alexius Esliter mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Koperasi Desa (KopDes) agar dapat berperan dalam penyaluran gas elpiji 3 kg bersunsidi untuk menekan mahalnya harga yang dijual pada tingkat eceran.

Pasalnya, harga gas elpiji 3 kg terutama di desa-desa saat ini masih tergolong mahal, seperti halnya di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Hal ini pun menjadi keluhan masyarakat dan sampaikan kepada dirinya saat melaksanakan reses belum lama ini.

"Informasinya harga gas elpiji 3 kg di sejumlah desa di Kotim dijual dengan harga tinggi yakni Rp40 - Rp50 ribu pertabungnya, padahal itu subsidi, jadi sangat jauh dari harga normal dari pemerintah pusat yaitu hanya sekitar Rp18 ribu saja pertabungnya," ujarnya, Jumat, 10 Maret 2023.

Mahalnya harga gas elpiji 3 kg bersubsidi ini, dirinya berpendapat kemungkinan ada kesalahan dalam hal pendistribusiannya, sehingga tidak tepat sasaran, terlebih gas elpiji itu kebanyakan dijual pada tingkat eceran atau warung-warung biasa bukan agen resmi.

Apabila melihat kondisi, di mana mahalnya harga dianggap karena sulitnya alur distribusi yakni terkait jalan, memang ada yang mengalami kerusakan tapi itu masih berfungsi dan bisa dilalui dengan aman meski tidak semua jalan dilapisi aspal.

"Jadi alasan kendala jalan, saya rasa ini tidak terlalu berpengaruh pada tingginya harga jual gas elpiji ukuran 3 Kg kepada masyarakat di wilayah pedesaan, akan tetapi lebih dikarenakan sistem pendistribusiannya selama ini melalui agen-agen distribusi yang ada di wilayah perkotaan," jelasnya.

Terkait hal itu juga, dia mengungkapkan sekitar 4 atau 5 tahun yang lalu, dirinya pernah meminta agar pendistribusian gas elpiji ukuran 3 Kg dapat diserahkan BUMDes) atau KopDes. Sehingga, diharapkan dapat benar-benar sampai ke desa, dan harga jualnya pun akan lebih terjangkau oleh masyarakat yang berada di desa.

"Sementara ini, hal itu memang masih belum pernah dilakukan. Ketika ini benar-benar bisa diterapkan, maka saya meyakini harganya akan jauh lebih murah dan relatif lebih terjangkau oleh masyarakat di desa. Ya, maksimal untuk harga jual subsidi plus ongkos angkutan, berkisar Rp25 ribu - Rp30 ribu per tabung," tukasnya. (DONNY D/H)

Berita Terbaru