Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pemkab Barito Utara Rencanakan Tutup Lokalisasi 2017

  • Oleh Ramadani
  • 17 Mei 2016 - 20:00 WIB

BORNEONEWS, Muara Teweh - Pemerintah Kabupaten Barito Utara  melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertran) setempat menargetkan untuk penutupan komplek lokalisasi di Kota Muara Teweh pada 2017.

Kepala Disosnakertrans Barito Utara Hendro Nakalelo mengungkapkan itu sehubungan dengan adanya pertanyaan dari Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalteng Guntur Telajan tentang kapan target penutupan lokaslisasi di Muara Teweh yang berpenghuni 151 orang pada acara Penyuluhan Sosial Program Pengembangan Kesejahteraan Sosial Provinsi Kalteng 2016 di aula Disosnakertrans setempat, Senin (16/5/2016).

Menurut Hendro, riwayat lokalisasi di Muara Teweh ini berdiri sejak 1980 dari komplek lokalisasi di Darmaga yang dipindah ke Pal 3,5 yang dikenal dengan istilah merong keluar kota Muara Teweh. Namun seiring perkembangan atau kemajuan daerah, komplek lokalisasi itu justru berada di dalam kota Muara Teweh. Karena letaknya dekat dengan pemukiman penduduk, dan berada di tepi jalan negara di perlintasan murid-murid sekolah ke SMKN 2 Muara Teweh, sehingga lokasi itu sudah dianggap tidak relevan lagi.

Ia mengatakan, program Indonesia bebas lokalisasi 2019 merupakan program pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial. Namun Kabupaten Barito Utara ini lebih cepat dari target Kementerian Sosial yang pada 2017 sudah bebas lokalisasi.

Ia menjelaskan, Kabupaten Barito Utara telah mencanangkan penutupan lokalisasi tersebut pada 2017, dan penutupan lokalisasi ini memang tidak serta merta menutup praktek prostitusi.

Sementara itu Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalteng Guntur Talajan sangat menyambut baik  target penutupan komplek lokalisasi ini. Pihaknya siap mendukung penutupan nantinya. Jadi silakan diajukan nantinya pada anggaran pemerintah daerah dan pemerintah provinsi melalui Dinas Sosial Provinsi Kalteng. 

"Kami siap membantu penutupan lokalisasi, sedangkan untuk PSK nya akan kita fasilitasi apakah ingin bekerja, atau memilih pulang kampung. Bila pulang kampung masing-masing akan menerima bantuan senilai Rp5 Juta dan itu diantar sampai kampung halamannya," jelas Guntur Telajan. (RAMADANI/m) 

Berita Terbaru