Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pedang Emas Jepang Berusia 499 Tahun Jadi Mitos di Pangkut Arut Utara

  • Oleh Cecep Herdi
  • 27 Juli 2016 - 08:35 WIB

BORNEONEWS, Arut Utara - Pusaka peninggalan tentara Jepang berupa pedang tua berusia 499 tahun tersimpan rapi di kamar pribadi seorang tokoh adat di Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kabupten Kotawaringin Barat.

Pedang yang diakui pemegangnya saat ini merupakan rampasan dari tentara Jepang saat masa penjajahan dulu merupakan pusaka turun temurun dari orang tuanya.

"Pedang ini dirampas dengan susah payah, beberapa nyawa melayang saat mendapatkan emas ini. Kakek saya dulu yang berhasil membunuh pimpinan tentara Nipon (Jepang) di sekitar aliran sungai dan merampas pedangnya," ungkap tokoh adat yang ingin namanya dirahasialan demi menjaga keberadaan pedang yang disimpannya baik-baik.

Tak banyak penuturan mengenai asal-usul pembuatan dan siapa pimpinan tentara Jepang pemegang pedang tersebut. Yang pasti, kakek ya dulu berpesan, simpan baik-baik benda ini rawat dan jaga. Jangan sampai jatuh kepada orang yang salah.

Borneonews melihat pedang ini sudah terlihat tua. Pada bagian pedangnya bertuliskan nomor seri pedang dan tahun pembuatan yakni 1517. Selain itu, terdapat simbol berjumlah serba sembilan yakni gambar berbentuk bunga sakura, Gunung Fuji, dan bintang.

"Saya tidak mengerti arti simbol-simbol itu. Tapi sudah beberapa kali saya didatangi orang Jepang menanyakan pedang ini, tapi hati saya masih berat. Mungkin kata orang-orang, pindah rawat pedang ini belum asa jodohnya," cerita dia sambil menggosok-gosokan kain putih membersihkan gagang pedang yang sudah kusam.

Uniknya pedang ini bisa dilipat hingga membentuk lingkaran. Sangat lentur. Namun ketika dikeluarkan, pedang langsung tegak lurus dan tak telihat bengkok sedikitpun. Mata pedangnya sangat tajam. Ketika pedang ini digesekkan ke besi paku, tak membutuhkan waktu lama, paku tiba-tiba patah. Seperti pisau dapur yang dipakai untuk memotong kacang panjang.

"Saya taunya ini benda peninggalan kakek saya. Pernah ada orang yang mau memberikan mahar sebanyak Rp5 miliar, tidak saya berikan," kata pria yang kira-kira usianya sudah setengah abad lebih.

Kini warisan itu masih ia simpan dan ia rawat dengan baik. Pedang yang memiliki berat 0,5 kilogram dan panjang 1,3 meter serta terdapat batu giok di dalam. Banyak warga sekitar  tidak tahu keberadaan pedang ini. Ia sengaja merahasiakannya demi ketenangan keluarganya.

"Saya tidak mau orang ramai-ramai datang dan melihat pusaka keluarga ini. Apalagi banyak yang dari luar berusaha untuk mendapatkan ini. Belum waktunyalah," pungkas pria asli keturunan Pangkut itu. (CECEP HERDI/m)

Berita Terbaru