Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sudah Dua Tahun Warga Desa Telangkah Berhenti Potong Rotan

  • Oleh Abdul Gofur
  • 28 Juli 2016 - 17:35 WIB

BORNEONEWS, Kasongan- Sudah sejak sekitar dua tahun terakhir warga Desa Telangkah Kecamatan Katingan Hilir mengaku berhenti menetes/memotong rotan di kebunnya seiring harganya yang anjlok.

Kepala Desa Telangkah Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan, Toyo Mosan mengatakan itu saat menghadiri rapat penyelesaian tapal batas desa di Kantor Kecamatan Katingan Hilir, Kamis (28/7/2016).

Menurutnya, harga rotan mengalami anjlok ini seiring ada kebijakan pemerintah pusat yang menyetop penjualan rotan mentah/asalan ke luar negeri/ekspor empat tahun lalu.

Sejak adanya larangan ekspor rotan mentah ini, para petani/pemilik kebun rotan terutama di Kabupaten Katingan terpukul. Pedagang yang biasanya ramai membeli rotan mentah itu lambat laun mulai sepi. Bahkan sekarang rotan sepertinya tidak ada harganya lagi.

"Bayangkan sepikul (satu kwintal) rotan dulu bisa dihargai Rp200 ribu lebih oleh pengepul, tapi sekarang hanya dihargai Rp60 ribu/pikul," katanya.

Karena harga rotan sangat murah, Toyo mengaku jika warganya sekarang tidak lagi menggantungkan hidupnya dari rotan ini. "Sudah dua tahun ini warga kami tidak memotong rotan itu karena harganya murah," katanya.

Meski sudah tidak menjanjikan lagi, namun Toyo mengaku tetap mengimbau warga agar terus merawat tanaman rotannya masing-masing.

"Kita bilang sama warga agar tidak membabat atau mengganti kebun rotan ini dengan tanaman lain seperti sawit. Sebab bisa jadi pemerintah membolehkan kembali ekspor rotan mentah ini," imbuhnya.

Di Kabupaten Katingan, sejauh ini lebih dari separo penduduknya adalah pemilik kebun rotan ini mulai dari wilayah hulu sampai hilir DAS Katingan.

"Dulu satu kilo rotan sudah bisa dapat beras sekilo, tapi sekarang 10 kilo rotan tidak dapat beras sekilo," kata Zulkifli, warga Kasongan. (ABDUL GOFUR/m)

Berita Terbaru