Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Listrik Byarpet Hambat Kelancaran Para Pebisnis

  • Oleh Cecep Herdi
  • 06 September 2016 - 05:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Sejumlah pebisnis di Kabupaten Kotawaringin mengeluhkan dampak gangguan listrik yang sudah menjadi sarapan sehari-hari masyarakat Marunting Batu Aji. Para pebisnis mengaku rugi gara-gara seringnya padam listrik.

Seperti yang ditegaskan Andre, pemilik usaha fotokopi di jalan Pangeran Antasari. Ia begitu kesal ketika proses pengerjaan fotokopinya tiba-tiba macet karena aliran listrik terputus. "Dampaknya samgat menggangu. Harapannya PLN jangan padam terus karena kami rugi dan pelanggan juga rugi," jelas Andre saat diwawancarai Borneonews, Senin (5/9/2016).

Satu-satunya solusi supaya pelayanan terhadap pelanggannya tidak terganggu ia gunakan mesin genset. "Ya gimana lagi, pakai genset solusinya. Tapi kan tetap saja terganggu apalagi kalau ada pelanggan yang print dokumen terus belum sempat di-save, belum lagi ketahanan alat-alat elektronik gara-gara sering padam ini," aku Andre.

Senada penjahit pakaian di jalan Prakusuma Yuda, Pangkalan Bun, Iwan juga mengaku terhambat pekerjaannya ketika listrik padam. Terlebih ia belum memiliki genset untuk mengganti tenaga listrik PLN.

"Ya terpaksa menunggu listrik nyala, mesin jahit sekarang sudah pakai listrik semua. Jadi kalau nggak ada listrik ya nggak bisa kerja. Mesin genset belum kebeli, Mas," kata Iwan yang mengaku baru enam bulan membuka jasa permak pakaian.

Selain pengusaha kecil menengah, gangguan listrik selama ini juga sangat dirasakan pebisnis besar, seperti toko swalayan dan perhotelan.

Dept Manager Suporting Hypermart Pangkalan Bun Gunawan menerangkan, sejauh ini sudah banyak komputer kantor yang rusak gara-gara terjadi pemadaman listrik. Tak hanya itu, dua dari tiga alat USP yang digunakan untuk menangani sementara tenaga listrik untuk suplai kebutuhan komputer kasir juga rusak.

"Wah, kalau gara-gara listrik PLN padam kami banyak dampak dan kerugiannya, empat komputer rusak, kadang data transaksi kembali ke awal gara-gara tidak ke save," kata Gunawan.

Selain kerugian barang, Gunawan juga mengaku Hypermart mendapat giliran pemadaman listrik dalam sehari sebanyak tiga kali. Sehingga ada biaya operasional lebih yang harus dikeluarkan.

"Biaya pemakaian genset itu naik 10 persen dari biaya yang digunakan untuk kebutuhan listrik. Intinya tidak ada yang nyamanlah padam listrik ini kalau untuk usaha," terangnya.

Pengusaha perhotelan pun di Pangkalan Bun banyak yang mengeluhkan kondisi tersebut. Pasalnya, selain pemadaman aliran listrik oleh PLN ini selain merusak peralatan elektornik juga menambah beban biaya pengeluaran. (CECEP HERDI/m)

Berita Terbaru