Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Alnursari, Kediaman Resmi Pangeran Paku Sukma Negara

  • Oleh Yohanes S Widada
  • 26 Oktober 2016 - 22:09 WIB

Oleh: Dr Ali Fadillah

PENELITIAN arkeologi dan sejarah di daerah Kotawaringin telah menemukan sekurang-kurangnya dua situs terpenting yang telah memainkan peran sebagai pusat kerajaan, yaitu Kotawaringin Lama di sebelah hulu sungai Lamandau dan Pangkalan Bun di bagian hilirnya, persis di tepi sebelah timur sungai Arut, anak sungai Lamandau. 

Apabila situs Kotawaringin Lama dikenal sebagai ibukota pertama yang dibangun pada sekitar tahun 1615, maka Pangkalan Bun yang dibuka secara resmi pada tahun 1811 menjadi ibukota kerajaan yang kedua.

Berdasarkan naskah Salasilah Katurunan Raja Banjar dan Kotawaringin yang ditulis pada awal abad XIX (Fadillah, 1996, App. I: 389-407) diketahui bahwa Kotawaringin selama tiga abad lebih telah diperintah oleh empat belas raja yang menurut silsilahnya berasal dari keturunan Sultan Banjarmasin.

Berbagai bukti sejarah pertumbuhan kerajaan itu, sebagian kecil masih terpelihara, tetapi pada umumnya tinggal puing-puing yang lapuk karena dimakan usia. Meskipun begitu, kita masih dapat mengidentifikasi bukti-bukti tersebut baik di situs Kotawaringin Lama maupun Pangkalan Bun.

Situs Astana Alnursari

Apabila diamati secara seksama, situs Kotawaringin Lama sekarang masih memberi kesan sebuah aglomerasi pemukiman sungai dengan unsur-unsur pendukungnya, yaitu alun-alun (lapangan terbuka), masjid, dermaga (pelabuhan sungai) dan beberapa bekas rumah para pejabat dan bangsawan serta kompleks makam raja.

Kompleks ibukota pertama itu ditandai dengan keberadaan bangunan utama yang disebut Astana Alnursari. Sedangkan bangunan-bangunan besar lainnya berada di sebelah selatannya, seperti Gadong Asam, rumah Pangeran Kelana Perbu Wijaya dan rumah Pangeran Panghulu.

  Suasana keruangannya mengingatkan kita pada prototype kompleks keraton, tetapi Astana Alnursari bukan istana raja. Bangunan itu adalah rumah kediaman resmi Pangeran Paku Sukma Negara (1841-1867), seorangmangkubumi (menteri utama) pada masa pemerintahan raja X dan pernah menjadi raja XII di Pangkalan Bun (1905-1913).

  Dibangun pada tahun 1867, Astana Alnursari telah mengalami beberapa kali pemugaran, yaitu pada tahun 1980, 1984 dan 1993 dan sekarang menjadi salah satu benda cagar budaya di Kotawaringin Lama.

Astana Alnursari sebenarnya hanya salah satu elemen dari sebuah aglomerasi pemukiman kota sungai yang tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan bangunan lain seperti pagongan, masjid kuna, dermaga raja yang semuanya berada di sekitar alun-alun. (yoh/*)

Berita Terbaru