Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pabrik Tepung Ikan Kumai Beroperasi Akhir 2016

  • Oleh Raden Aryo Wicaksono
  • 10 November 2016 - 12:41 WIB

BORNEONEWS, Kotawaringin Barat - Akhir 2016, pabrik tepung ikan  di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, rencananya mulai dioperasionalkan. Pabrik yang didanai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) senilai kurang lebih Rp5 miliar tersebut diperkirakan mampu memproduksi tepung ikan 5-10 ton per hari. Anggota Komisi IV DPR RI asal Kalimantan Tengah, H Hamdhani menyambut gembira proyek besar tersebut, karena tak lepas dari perjuangan wakil rakyat di Senayan.

"Alhamdulillah perjuangan kami di Komisi IV DPR RI tidak sia-sia. Semoga pabrik ini kelak bisa menampung banyak tenaga kerja, mengurangi angka pengangguran, dan menciptakan kesejahteraan masyarakat," kata anggota Fraksi Partai NasDem DPR RI, Hamdhani melalui telepon selular, Kamis (10/11/2016).

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kobar, Rudolf Ditta menjelaskan, pabrik yang saat ini masih dalam tahap pembangunan itu, akan jadi pabrik tepung ikan pertama di Indonesia, yang dibangun dan dikelola pemerintah. Dengan begitu, pabrik tepung ikan bantuan kementerian tersebut juga akan menjadi pioner untuk pengembangan hasil perikanan tangkap nelayan di Kalimantan Tengah dan Kotawaringin Barat khususnya.

"Sekarang sedang dibangun. Termasuk alat produksinya. Lokasinya di Desa Sungai Kapitan Kumai. Listriknya sudah nanti kita pakai genset dengan kapasitas 130 KVA. Single storagenya mampu menampung 100 ton. Ini (pabrik tepung ikan) akan jadi yang pertama di Indonesia. Terutama yang dibangun oleh pemerintah. Kalau yang swasta banyak," kata Sekretaris DKP Kobar, Rudolf Ditta, di Pangkalan Bun, Selasa (8/11/2016).

Aktivitas operasi pabrik tepung ikan tersebut akan dilaksanakan seiring dimulainya pengucuran dana bantuan operasi produksi dari pusat Desember 2016. Sejauh ini penyiapan struktur organisasi dan tata kerja pengelolaan pabrik tepung ikan itu masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Total anggarannya kurang lebih Rp5 miliar. Tapi sebagian besar itu diberikan dalam bentuk fisik. Ya untuk bangun pabrik, alat produksi, single storage. Harus mulai operasi produksi Desember ini. Karena anggaran untuk produksi dan pembelian bahan dari pusat, Desember nanti sudah mulai dikucurkan."

Rudolf Ditta melanjutkan, dalam satu hari pabrik tepung ikan itu diperkirakan mampu mengolah kurang lebih 8-10 ton ikan hasil tangkapan nelayan. Ikan yang digunakan untuk bahan baku pembuatan tepung ini tidak tentu jenisnya. Diutamakan ikan-ikan yang akan dibeli dari para nelayan itu, yang umumnya tidak laku dipasaran.

"Kita utamakan nelayan lokal dulu. Dan pemasaran hasilnya kita prioritaskan untuk Kalteng dulu. Untuk sementara itu dikelola menggunakan koperasi. Jadi koperasi itu akan bekerja sama dengan koperasi atau kelompok-kelompok nelayan yang ada di desa atau kelurahan. Tapi nanti kalau sudah berjalan dan matang baru nanti kita buat semacam BUMD-nya." (RADEN ARIYO/N).

Berita Terbaru