Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Teror: Penistaan Agama!

  • Oleh Yohanes S Widada
  • 14 November 2016 - 20:01 WIB

DI saat perhatian masyarakat  terpukau pada isu agama yang dibungkus kepentingan pilkada, tiba-tiba sebuah bom meledak. Bom yang meledak di teras gereja di Kota Samarinda, Kalimantan Timur itu  menyadarkan kita semua. Ada persoalan serius yang kita hadapi bersama: terror!

Sebagaimana dinyatakan Ketua Ikatakan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)  Jimly Asshiddiqie,  demo besar-besaran yang terjadi di Jakarta 4 November lalu sudah lari dari substansinya: soal penistaan agama. Tetapi yang terjadi justru  sebuah adu-domba untuk kepentingan Pilkada DKI Jakarta.  'Malah, melebar menjadi upaya melengserkan  Presiden Jokowi,' kata Jimly yang mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Dan, Minggu (13/11) pagi  di saat umat Kristen beribadah, bom itu meledak. Lima anak-anak luka, dan satu tewas.  Ketua PBNU Said Aqil Siroj selain mengucapkan bela sungkawa juga mengecam aksi teror itu.

"Itu perbuatan orang yang tidak bermoral, tidak berkepribadian, tidak bertanggung jawab. Perbuatan itu juga merupakan  penistaan agama. Penistaan bukan hanya ucapan, tetapi juga perilaku. Kalau membunuh orang seenaknya, apalagi anak kecil yang enggak berdosa, kemudian mengatasnamakan agama Islam, itu menistakan agama Islam, mengotori agama Islam, melecehkan agama Islam," sambung Kiai Said. 

Wakil Ketua MUI Pusat Zainut Tauhid juga mengecam aksi ini.  MUI mengecam aksi-aksi terorisme yang mengatasnamakan agama. Islam menurut Zainut adalah agama yang mengajarkan perdamaian.

"Islam adalah agama <> rahmatan lil alamin <> (rahmat bagi semesta alam), agama perdamaian yang melarang pemeluknya melakukan perusakan dan pembunuhan. Apalagi terhadap rumah ibadah, kaum perempuan dan anak-anak."

Apa yang terjadi di Jakarta dan Samarinda, adalah persoalan serius yang harus kita perangi bersama. Karena itu, jangan lagi ada politisi berlagak pendeta atau ulama. Jangan ada pilkada mencatut dan berkedok agama. Jangan ada pembunuh, perusak, pengebom berkedok agama!  Sepakat dengan Ketua PBNU dan Wakil Ketua MUI:  Itu semua perbuatan menista agama!

Dan,  Gubernur Kalteng Sugianto Sabran lantang berseru, teror bom itu menciptakan perpecahan. merusak kedamaian dan mengancam persatuan. 'Saya menyerukan kepada seluruh rakyat Kalimantan, khususnya Kalteng, untuk bersatu melawan segala bentuk teror yang mengancam keutuhan NKRI." (*)

Berita Terbaru