Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dari Persoalan Infrastruktur hingga Honor Guru TK Jadi Perhatian NURANI

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 16 November 2016 - 22:05 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Banteng - Warga Desa Sungai Hijau, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat kembali mengeluhkan persoalan infrastruktur antardesa yang masih berupa timbunan tanah dan cor beton. Bukan hanya itu warga juga berkeluh kesah tentang bagaimana minimnya honor kader posyandu dan guru TK di desa mereka.

Walau cor beton, menurut mereka, jalan tersebut tidak mengakomodir kenyamanan masyarakat di sembilan wilayah desa Sungai Hijau. Sebab panjangnya jalan cor beton tersebut hanya satu kilometer,  padahal jarak antardesa mencapai puluhan kilometer. 

"Akses jalan kami tidak pernah bagus selama ini. Ada perbaikan berupa cor beton hanya satu kilometer saja, sementara Desa Sungai Hijau terbagi sembilan tempat," kata warga Desa 7 Sungai Hijau, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, Rabu (16/11/2016).

Ia juga menjelaskan, sebagai kader posyandu honor yang diterima terbilang sangat kecil. Para kader ini hanya menerima honor Rp250.000 per bulan. Ia berharap agar ke depannya ada peningkatan honor kader posyandu yang selama ini ditalangi oleh desa.

Maria juga mengkritisi keberadaan listrik yang tidak bisa dinikmati oleh semua warga Desa Sungai Hijau. Pasalnya aliran listrik hanya dari desa 6 dan 9 sementara dari desa 1 hingga 5 warga menarik aliran dari desa yang sudah teraliri listrik. 

"Penerangan listrik juga tidak bisa dinikmati seluruh warga. Kami berharap agar kedepannya persoalan yang kami hadapi dapat teratasi," imbuh Maria

Ada persoalan menarik yang diutarakan oleh salah satu guru taman kanak-kanak di Desa Lima Sungai Hijau, menurutnya di TK mereka ada 40 murid taman kanak-kanak yang menuntut ilmu. Namun sangat disayangkan layaknya sekolah TK yang banyak terdapat wahana permainan justru di sekolah mereka tak ada satupun sarana permainan. 

"Sarana dan prasarana sekolah TK kami tidak ada wahana permainan, kami minta agar hal ini diperhatikan agar sekolah kami selayaknya seperti sekolah TK pada umumnya," kata Yustina, seorang guru TK.

Keterbatasan sarana wahana permainan ternyata juga dibarengi dengan rendahnya honor guru TK yang hanya berkisar Rp200.000. Honor tersebut pun diambil dari SPP per anak yang dipungut Rp40.000 per anak per bulan.

"Kami untuk menagih SPP harus berkeliling dari rumah ke rumah. Kalau tertib membayar orang tua murid tentu saja cukup, tetapi ini tidak. Sudah beberapa bulan pun kami belum mendapat honor," kata Yustina.

Sementara itu, calon wakil bupati Kabupaten Kotawaringin Barat Ahmadi Riansyah dalam pertemuan bersama warga Desa Sungai Hijau mengatakan, ia menyadari kondisi geografis Desa Sungai Hijau yang berjauhan menjadikan sejumlah keterbatasan diberbagai bidang. Untuk itu pasangan Nurani akan memperjuangkan menjadi desa yang definitif agar dari dana ADD yang besar nantinya saat menjadi desa definitif maka dapat meningkatkan keterbatasan infrastruktur melalui dana desa.

"Usulan pemekaran sudah masuk ke Tapem Pemkab Kobar dan hingga hari ini belum sampai ke DPRD. Jadi hal ini kedepannya harus segera direalisasikan," kata Ahmadi Riansyah.

Ahmadi juga menanggapi terkait keluhan listrik warga ia menegaskan bahwa pihaknya akan mendorong percepatan pembangunan listrik di Bumi Harjo sebesar 2x100 Megawatt. Kalau nanti hal ini bisa terealisasi, maka persoalan listrik di Kabupaten Kobar akan teratasi.

"Sekarang sudah dalam tahap pelepasan lahan 85 hektar di Bumi Harjo untuk rencana pembangunan pembangkit listrik," imbuh Ahmadi.

Ia menegaskannya juga bahwa pasangan Nurani akan memprioritaskan peningkatan sektor pendidikan dengan memberikan seragam gratis dari SD, SMP hingga SLTA, plus sepatunya. Selain itu juga pihaknya akan memperhatikan honor para kader posyandu dan kesejahteraan guru TK yang merupakan pengontrol bagi generasi masa depan bangsa. (KOKO SULISTYO/m)

Berita Terbaru