BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Mantan bupati Kotawaringin Barat (Kobar) dua periode, Ujang Iskandar, mengaku prihatin. Derap pembangunan dan kondisi perekonomian Kobar mengalami kelesuan sejak ia lengser sekitar satu tahun lalu. Ujang menilai, ini akibat lemahnya leadership, sehingga masyarakat Kobar jangan main-main dalam memilih pemimpin pada Pilkada 2017.

"Sebelumnya Kobar hampir menyamai Kotim. Tetapi sekarang kondisinya anjlok lagi. Pelaku usaha mengeluhkan bahwa tingkat daya beli masyarakat Kobar tinggal 30%," kata Ujang Iskandar, kepada Borneonews, di kediamannya, Pangkalan Bun, Kamis (17/11/2016).

Ketua Dewan Pembina Partai NasDem Kalimantan Tengah (Kalteng) itu mengaku sudah berdiskusi panjang dengan Ketua DPD Partai Golkar Kalimantan Tengah H Ruslan AS. Keduanya sepakat bersinergi membangun satu kekuatan agar terjadi percepatan pembangunan di segala bidang demi kesejahteraan masyarakat yang berjangka panjang.

Pemimpin efektif

Partai Nasdem dan Golkar adalah dua dari delapan partai pengusung dan pendukung pasangan calon (paslon) Nurhidayah-Ahmad Riansyah (Nurani). Partai lainnya adalah PDIP, Partai Demokrat, PKB, PKS, PPP, dan PAN.

"Saatnya kita bersatu melahirkan kepemimpinan yang efektif, inovatif, dan mau mendengar aspirasi masyarakat. Insya Allah, Nurani memiliki kriteria itu, dan saya tidak main-main mendukungnya," kata Ujang.

Nurani yang merupakan pasangan mantan wakil ketua DPRD Kobar, menurut Ujang, juga memandangnya sebagai sosok yang memiliki pengalaman panjang memimpin pemerintahan. Dengan begitu, sumbangsih pemikiran Ujang sangat diperlukan dalam menjalankan pemerintahan yang efektif dan berpihak pada rakyat.

"Masyarakat Kobar yang majemuk juga memerlukan perlindungan dan situasi kamtibmas yang kondusif, agar semuanya bisa hidup rukun dan berpartisipasi menunjang program pembangunan," tandas Ujang. (ASEP K NUR ZAMAN/m)