Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Palangka Raya Teratas Jumlah Penderita HIV/Aids di Kalteng

  • Oleh Budi Yulianto
  • 22 November 2016 - 15:55 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Kota Palangka Raya menempati posisi teratas jumlah terbanyak penderita Human Immunodeficiency Virus/Acquired Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) dibanding kabupaten lainnya di Kalimantan Tengah. Namun demikian, jumlah tersebut tidak semata murni  warga Kota Cantik, melainkan sebagian rujukan dari rumah sakit daerah ke RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya yang kemudian tercatat sebagai penderita.

"Palangka Raya menduduki peringkat satu. Kenapa Palangka Raya tertinggi, karena RSUD Palangka Raya menjadi rumah sakit rujukan. Tentu saja datanya lebih banyak dibanding RS lain. Jadi tercatatnya di Palangka Raya," ucap Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Kalimantan tengah, William Katopo kepada wartawan usai memberikan sosialisasi upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/Aids bagi anggota TNI di lingkungan Korem 102/Pjg, Selasa (22/11/2016).

Dia menuturkan, dari data yang diperoleh sampai semester 1 pada 2016 ini, total penderita sebanyak 810 orang. Berikut rincian berdasarkan peringkat terbanyak penderitanya.

Palangka Raya, 178 penderita HIV dan 151 Aids. Kotim 163 (HIV), 38 (Aids). Kobar 134 (HIV), 18 (Aids). Katingan 18 (HIV), 5 (Aids). Sukamara 5 (HIV), 3 (Aids). Lamandau 8 (HIV), 1 (Aids). Gumas 4 (HIV), 7 (Aids). Kapuas 15 (HIV), 6 (Aids). Pulang Pisau 6 (HIV), 5 (Aids). Bartim 6 (HIV), 5 (Aids). Barsel 4 (HIV), 4 (Aids), Barut 17 (HIV), 4 (Aids). Seruyan 1 (HIV), 2 (Aids) dan Murung Raya 1 (HIV), 1 (Aids).

Kemudian, penderita terbanyak dari sisi usia adalah 25 - 49 tahun. Usia ini menempati 71,1 persen penderita. Selanjutnya, 13,8 persen usia 20 - 24 tahun, 6,7 persen usia di atas 50 tahun, 2,6 persen usia 15 - 19 tahun, 2,6 persen usia 5 - 14 tahun dan 3,1 persen usia 4 tahun.

Dari jumlah tersebut, lanjut dia, status swasta paling terbanyak sebagai penderita. Kemudian ibu-ibu. Lalu sisanya ada ASN, TNI, Polri dan masyarakat umum. "Di ASN, mulai dari tukang sapu sampai pada tingkat eselon II ada (penderita HIV/Aids)," bebernya.

Menurutnya, penyebab terjadinya HIV/Aids salah satunya akibat hubungan seks dengan pasangan yang berubah-ubah. Penjangkitan terjadi juga tidak semata akibat hubungan dengan pekerja seks komersial (PSK). "Sebenarnya itu umum. Dimana ada seks, disitu ada penjangkitan. Bukan dilokalisasi saja. Persoalan dimana saja, juga ada dimana-mana. Bisa di hotel berbintang, gubuk dan lain-lain,"

Dia menegaskan, sampai saat ini, obat untuk menangani penderita HIV/Aids masih belum ada. Oleh sebab itu, lanjut dia lagi, pihaknya gencar memberikan sosialisasi ke seluruh masyarakat untuk menekan bertambahnya angka penderita.

"Jadi sekarang bukan persoalan bagi mereka yang terjangkit. Kalau sudah terjangkit otomatis datang ke RS untuk berobat. Tapi bagaimana supaya kita mencegah terjangkitnya seseorang. Ya melalui sosialisasi dan melalui prosedur pemeriksaan,"

Masih menurutnya, hampir semua instansi kini telah diberikan sosialisasi. Pada tingkat sekolah saja sudah ada 500 guru. "Pada prinsipnya, kalau cuma ada dua orang, sosialisasi tetap saya berikan," tuturnya.

Sementara itu, usai pemberian sosialisasi, sejumlah anggota Korem 102/Pjg langsung menjalani konseling dilanjutkan tes HIV/Aids. Yakni dengan cara pengambilan sample darah untuk diperiksa. Tim medis berasal dari RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya. (BUDI YULIANTO/N).

Berita Terbaru