Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Warga Raja Seberang Anggap Pemerintah Daerah Tidak Peduli Nasib Mereka

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 26 Desember 2016 - 13:41 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Warga Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat (Kobar) menganggap pemerintah daerah tidak peduli nasib mereka. Pasalnya, jalan utama berupa jembatan titian sepanjang 1,7 kilometer, akses menuju perkampungan rusak dengan  lubang menganga. Agar tidak menimbulkan korban jatuh atau terperosok, warga berinisiatif menandai lubang tersebut dengan batang pohon galam.

Perbaikan berupa tambal sulam infrastruktur jalan, dan jembatan itu, tak menjamin keselamatan warga. Pasalnya, malam hari tidak ada penerangan, sedangkan intensitas kendaraan yang melewatinya begitu padat. 

"Saya heran dengan sikap pemerintah, seolah tidak perduli dengan kondisi yang dihadapi masyarakat padahal menyisihkan sedikit anggaran untuk jalan kami ini saya rasa tidak berat,  dari pada memprioritaskan proyek yang tidak menyentuh langsung terhadap kepentingan masyarakat, " kata Arbiansyah, warga RT, 03, Kelurahan Raja Seberang,  Kecamatan Arut Selatan,  Kabupaten Kotawaringin Barat,  Senin (26/12/2016).

Pria yang akrab disapa Abe ini mengungkapkan bahwa akibat ketidakpedulian pemerintah, tercatat dari korban jiwa hingga korban jatuh dari jembatan setinggi dua meter ini tidak terhitung. Belum lagi anak-anak yang tertabrak kendaraan yang melintas hal ini disebabkan karena keterbatasan lebar median jalan yang hanya kurang dari dua meter sehingga anak-anak bermain di jalan jembatan tersebut.

Ia berharap agar pemerintah setidaknya sedikit peduli dengan kondisi yang membelit warga bantaran Sungai Arut dengan segera memperbaiki jalan jembatan yang dibangun 15 tahun silam itu. 

" Kalau cara warga Bungur-Tatas bisa membuat pemerintah menengok dengan keadaan di kampung Raja Seberang, kami juga bisa tempuh cara seperti mereka,  bukan hanya jalan titian yang kami portal kalau perlu , jalan Pangkalan Bun kolam," kata pria bertubuh gempal itu.

Sementara itu Lurah Raja Seberang, Noor Aini mengatakan, persoalan yang membelit warganya merupakan masalah klasik yang dihadapi selama bertahun-tahun. Pihaknya bahkan sepanjang 2016 melalui anggaran kelurahan yang tidak seberapa membeli ratusan keping papan ulin untuk persiapan tambal sulam apabila ada titian yang rusak. Saat ini seluruh stok papan sudah habis sehingga pihak kelurahan tidak mempunyai anggaran lagi untuk mengganti papan yang rusak.

"Bulan kemarin masih ada beberapa keping,  tapi saat ini sudah habis sementara kita sudah tidak ada anggaran lagi, " keluh Aini, di kediamannya perumahan Pinang Merah, Pangkalan Bun, Senin (26/12/2016).

Menurut Aini, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya meminta agar jalan tersebut agar dibangun permanen dengan cor beton. Upaya tersebut baik melalui Musrenbang ataupun pengajuan langsung ke Pemerintah Daerah namun hingga saat ini tidak ada tanggapan. "Mudah-mudahan ke depan pemerintah bisa memprioritaskan pembangunan jalan kami ini."

Pantauan Borneonews kerusakan bukan hanya berada di titik jalan utama tetapi juga tersebar di seluruh jalan perkampungan. Kerusakan terparah berada di jalan Mak Jambek dari RT 01 hingga RT 06. Bahkan di RT 04 jalan titian patah pada sambungan dan hingga saat ini belum diperbaiki. (KOKO SULISTYO/N).

Berita Terbaru