Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ada Indikator Laba Positif Bagi Perusahaan Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 10 Januari 2017 - 10:46 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pelemahan tipis harga minyak sawit mentah (CPO) di atas RM3.000 per ton dan rendahnya cadangan minyak sawit Malaysia adalah indikator laba yang positif bagi sejumlah perusahaan sawit memasuki tahun 2017.

Namun demikian, sejumlah analis mengatakan margin keuntungan para produsen sawit Malaysia tahun ini bisa terkikis oleh meningkatnya biaya produksi, terutama untuk biaya pembelian pupuk. Hal itu dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar ringgit terhadap dolar AS.

Tahun ini, sejumlah produsen sawit lokal masih bisa meraup untung dari CPO dengan harga rata-rata RM2.500 hingga RM2.800 per ton, meski tak jauh berbeda dengan tahun lalu, kata sejumlah analis seperti dilansir mpoc.org.my.

Kondisi ini didukung oleh biaya produksi rata-rata para produsen sawit yang efisien di kisaran RM1.400 hingga RM1.500 per ton dibandingkan dengan para produsen sawit baru yang memiliki biaya produksi hingga RM1.800 per ton.

Di antara para perusahaan sawit Malaysia, setiap kenaikan harga CPO sebesar RM100 per ton bisa diterjemahkan menjadi tambahan kontribusi terhadap laba.

Menurut perusahaan riset Maybank Kim Eng dalam laporan terbarunya, beberapa perusahaan sawit yang paling sensitif terhadap pergerakan harga CPO akibat tingginya biaya produksi, meliputi TH Plantations Bhd, Felda Global Ventures Holdings Bhd (FGV) dan Boustead Plantations Bhd.

Untuk setiap perubahan harga CPO sebesar RM100 per ton, sensitivitas laba TH Plantations adalah yang tertinggi, yakni sekitar 28,8%, diikuti FGV sebesar 28,6%, Boustead Plantations 21,8% dan Sarawak Oil Palms Bhd 14,2%.

Maybank Kim Eng menggarisbawahi bahwa sensitivitas laba terhadap pergerakan harga CPO dimiliki oleh para produsen besar yang sudah menerapkan bisnis terdiversifikasi untuk hulu dan hilir.

Contohnya adalah IOI Corp Bhd., yang memiliki sensitivitas laba sebesar 5,8%, kemudian Kuala Lumpur Kepong Bhd 6,9%, Sime Darby Bhd 7,4% dan Ta Ann Holdings Bhd 8,6%. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru