BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga minyak sawit mentah (CPO) akan bergerak rata-rata di kisaran RM2.700 hingga RM2.800 per ton tahun ini, dibandingkan dengan tahun lalu yang rata-rata RM2.600 per ton.

Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong mengatakan perkiraan soal menguatnya harga CPO itu didorong oleh sejumlah upaya dan kebijakan yang dijalankan pemerintah Malaysia, termasuk melakukan penetrasi ke berbagai pasar ekspor baru, seperti India dan Iran.

"Kami akan bekerja lebih keras untuk membidik pasar-pasar baru. Mulai bulan depan, kami akan ekspor ke India dan berharap dapat menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Iran guna mendongkrak ekspor minyak sawit," kata Mah kepada wartawan di sela acara 'Reach and Remind Friends of the Industry Seminar 2017 and Dialogue' di Kuala Lumpur, Selasa (10/1/2017).

Selain India dan Iran, katanya, pasar potensial lain yang tengah dibidik adalah kawasan Asia Barat, Amerika Selatan dan negara-negara non-Uni Eropa.

"Untuk produksi CPO, kami berharap akan meningkat tahun ini dibandingkan dengan 2016 berkat pengalokasian hibah senilai RM30 juta bagi para petani kecil untuk melakukan penanaman kembali dengan pohon baru pada tahun anggaran 2017," ucapnya seperti dikutip Bernama.

"Para petani kecil dapat mengajukan dana hibah penanaman kembali senilai RM7.500 per hektare," kata Mah.

Mah juga menyebutkan gagasan penanaman lahan sawit dengan pohon baru, diharapkan dapat mencapai tingkat ekstraksi minyak sawit dari 20 persen saat ini menjadi 23 persen hingga 2020.

Produksi CPO Malaysia antara Januari hingga November 2016 turun menjadi 15,8 juta ton akibat dampak fenomena cuaca kering El Nino. Namun demikian, meski harga CPO sudah meningkat, namun produksitivitas lahan sawit masih stagnan. (NEDELYA/RAMADHANI/m)