Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mirip Indonesia, Biodiesel Dongkrak Kebutuhan Sawit Malaysia

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 16 Januari 2017 - 10:36 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Sama seperti Indonesia, peningkatan penggunaan bahan bakar diesel berbasis minyak sawit akan mendongkrak permintaan komoditas ini di Malaysia.

Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong mengungkapkan hal itu di tengah upaya pemerintah negeri jiran itu untuk menstabilkan harga minyak sawit.

"Penggunaan bio-fuel berbasis minyak sawit dari 7% menjadi 10%, yang berarti menggunakan 700.000 metrik ton per tahun, juga akan meningkatkan pendapatan bagi pemilik lahan perkebunan sawit dan petani sawit kecil," kata Mah di sela acara konferensi petani sawit kecil yang digelar Malaysian Palm Oil Board di Kuala Lumpur, Senin (16/1/2017), seperti dilansir The Sun Daily.

Mah mengatakan industri kelapa sawit telah melalui berbagai tahapan pengembangan dan telah memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi Malaysia.

Pada 2015, Malaysia memproduksi 19,96 juta metrik ton minyak sawit dan mengekspor produk minyak sawit senilai RM63,2 miliar.

Menurut dia, perkebunan sawit mencakup area seluas 5,67 juta hektar, atau sekitar 70% dari lahan pertanaian yang dimiliki Malaysia.

Sebelumnya, Indonesia menyatakan telah berhasil meningkatkan pemanfaatan minyak sawit dalam program bahan bakar minyak (BBM) dengan mencampurkan 20% pada setiap solar atau minyak diesel yang dikonsumsi di dalam negeri, melalui program B20.

"Program ini telah berhasil diimplementasikan dengan memanfaatkan dana sawit. Sepanjang tahun lalu, program ini mampu menyerap 2,7 juta kilo liter (KL) biodiesel dari sawit. Jumlah serapan ini lebih besar dari target yang ditetapkan pada awal 2016 sebesar 2,5 juta KL dan serapan biodiesel pada 2015 yang hanya 0,56 juta KL," kata Direktur Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit, Bayu Khrisnamurthi, di Jakarta, pekan lalu.

Serapan yang tinggi ini, menurut Bayu, tidak lepas dari dana sawit yang digunakan untuk mensubsidi harga biodiesel. BPDP mencatat serapan dana sawit pada tahun lalu mencapai Rp10,6 triliun untuk biodiesel.

"Tahun ini, kami memproyeksikan subsidi untuk biodiesel lebih rendah dari tahun lalu. Dana sawit yang akan terpakai tahun ini kemungkinan hanya Rp9,6 triliun," papar dia.

Bayu menilai, program B20 yang dijalankan tahun lalu telah mampu menciptakan nilai tambah industri hingga Rp4,4 triliun dengan penghematan devisa dan pengurangan ketergantungan bahan bakar fosil sebesar US$1,1 miliar atau sekitar Rp14,8 triliun. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru