BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Maraknya aktivitas pelangsir di seluruh SPBU di Kotawaringin Barat (Kobar) yang menyediakan BBM Bersubsidi membuat pemilik SPBU mengambil sikap.

Mereka akhirnya enggan menjual BBM bersubsidi karena dinilai menjadi lahan basah untuk peredaran BBM ilegal.

"Saya sudah menyurati Pertamina mengusulkan tidak akan menjual BBM bersubsidi lagi," kata Ilyas, salah satu pemilik SPBU di Kobar, Kamis (26/1/2017).

Ia mengaku, lebih aman menjual BBM non subsidi. Karena tidak ada pelangsir yang antre menunggu pengisian BBM subsidi.

"Dari sisi bisnis dan keuntungan lebih meningkat jualan non subsidi lah. Cuma kenapa saya masih menjual BBM Bersubsidi karena permintaan pemerintah kabupaten untuk menyediakan BBM Subsidi kepada masyarakat," katanya.

Diakuinya juga, para pelangsir ini jika tidak dilayani sering marah-marah. "Ya laporan dari pegawai SPBU, kalau mereka tidak dilayani nyolot, marah-marah," katanya.

Sebagai ganti BBM bersubsidi jenis premium, ia akan menjual pertalite dan pertamax. Sementara untuk solar, ia ganti dengan dexlite.

"Orang ganti premium nanti pake pertalite, yang biasa pakai solar bisa beli dexlite," katanya

Di dalam kota Pangkalan Bun sendiri, ada tiga SPBU di antaranya di Jalan Paku Negara, Diponegoro, dan Jalan Iskandar depan Universitas Antakusuma. Dari tiga SPBU itu, baru satu SPBU yang sudah tidak menyediakan BBM subsidi premium dan solar.

Sementara di luar kota Pangkalan Bun, rata-rata SPBU masih menyediakan BBM bersubsidi. Seperti di SPBU Pangkalan Lima, Bumi Harjo, Simpang Runtu, serta di SPBU Pangkalan Banteng. (CECEP HERDI/B-2)