Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mempercantik Kota Cantik

  • Oleh Tim Borneonews
  • 30 Januari 2017 - 20:20 WIB

TAHUN 2017 Kota palangka Raya akan tampil dengan wajah baru. Sebagaimana diberitakan, Pemerintah Kota ini akan menghiasi sudut-sudut kota ini dengan taman. Tak kurang Rp25 miliar disiapkan untuk memperindah wajah kota.

Program mempercantik wajah ibukota provinsi memang sangat ditunggu. Gubernur Kalimantan Tengahpun juga sudah mewanti-wanti, agar walikota segera memberi sentuhan kreativitas wajah kota yang sudah mulai tampak usang.

Kali ini memang bukan hanya taman yang akan diurus. Melainkan juga wajah permukiman di sepanjang Sungai Kahayan. Kawasan ini akan disulap menjadi <>water front city<> yang memikat.

Permukiman yang kian sesak dan kumuh tersebut harus ditata ulang. Jika tidak, maka permukiman di sepanjang Kahayan akan menjadi daerah <>slum<>.

Dan yang tidak bisa ditunda adalah pembangunan drainase kota. Dengan pembangunan drainase utama yang kini dipersiapkan, tentu kelak kawasan permukiman tidak terendam banjir. Drainase utama hendaknya bisa terhubung secara merata dengan saluran-saluran tersier seperti parit, selokan dan got yang ada di permukiman padat.

Sebagaimana kita tahu, Palangka Raya memiliki julukan sebagai 'Kota Cantik'. Kata 'Cantik' adalah akronim dari TerenCana, Aman, Nyaman, Tertib, Indah dan Keterbukaan.

Tetapi kecantikan kota ini belum tuntas, belum sempurna. Karena sebagian unsur 'Cantik' masih ada yang berada dalam tataran konsep, wacana.

Palangka Raya menghadapi soal serius dalam hal kebersihan (pengelolaan sampah) dan kerapian (menata permukiman). Sekedar membangun taman kota jauh lebih mudah dibanding membangun permukiman yang rapi, bersih dan nyaman.

Karena membangun permukiman yang bersih dan rapi sangat tergantung pada perilaku dan budaya warga kota. Sementara perilaku dan budaya warga kota sangat tergantung pada perilaku dan budaya pemerintah kota.

Drainase utama (saluran besar) tampak kosong, sementara drainase tersier , yaitu parit-parit di tengah permukiman justru mampet oleh sampah, rumput dan lumpur. Diakui atau tidak, hal ini merupakan refleksi tidak sinkronnya perilaku - budaya pemerintah kota dengan warga kota. (*)

*). Edisi cetak editorial ini bisa dibaca di harian Palangka Post.

Berita Terbaru