Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Indonesia Jangan Kalah dari Malaysia Cari Pasar Ekspor CPO Baru

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 02 Februari 2017 - 11:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Setelah Amerika Serikat memutuskan keluar dari perjanjian Kemitraan Trans Pasifik, Malaysia langsung bergegas mencari pasar baru guna mengamankan ekspor minyak sawit mereka.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meminta pemerintah menjalin kerja sama bilateral dengan negara-negara tujuan ekspor Indonesia seperti India, Pakistan, dan negara-negara Timur Tengah yang menjadi pasar ekspor minyak sawit Indonesia.

"Produk sawit Indonesia harus bersaing dengan Malaysia, yang telah memiliki kerja sama bilateral dengan beberapa di antara negara-negara tersebut. Hubungan bilateral kedua negara telah memberi peluang bagi minyak sawit Malaysia mendominasi konsumsi Iran, Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) dikabarkan berencana mendirikan dewan minyak sawit di Iran," kata Direktur Eksekutif GAPKI, Fadhil Hasan, kepada pers di Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Sejak dua tahun terakhir, menurut Fadhil, ekspor minyak sawit Indonesia ke Turki menurun karena kerja sama kesepakatan perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) Malaysia dan Turki. Sedangkan Indonesia dan Turki tidak memiliki kerja sama baik FTA maupun preferential trade agreement (PTA).

"Akibatnya, produk sawit Indonesia di negara tersebut tidak kompetitif, kami mendorong pemerintah menangkap peluang ekspor melalui kerja sama-kerja sama bilateral dengan negara tujuan utama seperti Pakistan, India, dan Timur Tengah untuk tujuan ekspor minyak sawit Indonesia. Selain itu, dengan menggencarkan promosi," papar dia.

Pada tahun lalu, lanjut Fadhil, permintaan minyak sawit oleh India, Tiongkok, dan Pakistan mengalami penurunan.

"Tiongkok memangkas impornya hingga 19%, atau dari 3,99 juta ton turun menjadi 3,23 juta ton. Pakistan memangkas sebesar 5,5% atau dari 2,19 juta ton menjadi 2,07 juta ton pada 2016, ekspor CPO RI ke India tercatat turun 0,3%, dari 5,8 juta ton menjadi 5,78 juta ton pada tahun lalu," ujar Fadhil.

Fadhil menambahkan, salah satu penyebab penurunan ekspor CPO tahun lalu karena Malaysia yang lebih gencar berpromosi dibandingkan Indonesia.

"Malaysia juga menjalin kerja sama bilateral. Sedangkan dengan India, ekspor kita menghadapi tantangan karena struktur pajak ekspor kita memang tidak disukai," pungkasnya.

Berita Terbaru